-->

Keluarga Napi Rutan Kelas I Medan Asal Aceh, Minta Suami Disuntik Mati

23 Maret, 2017, 17.01 WIB Last Updated 2017-03-24T09:41:54Z
Ketua YARA Aceh Timur dan Istri Irwansyah
MEDAN - Seorang nara pidana (Napi) narkoba yang telah divonis menjalani hukuman penjara kurungan 16 tahun, Irwansyah bin Suwandi, warga Keude Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, penghuni kamar 3 blok Rutan Kelas 1 Medan sejak beberapa pekan ini mengalami sakit keras dan muntah darah dalam 2 minggu belakangan ini. 

Saat ini istri Irwansyah, Nilawati (37), didampingi Ketua YARA Aceh Timur, Basri tengah berada di Rutan kelas I Medan untuk meminta pihak Rutan melakukan perawatan kepada Irwansyah di rumah sakit terdekat. Sebab kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Informasi yang diterima LintasAtjeh.com, Kamis (23/03/2017), sampai detik ini pihak Rutan mempersulit agar napi tersebut dirawat di rumah sakit dengan alasan tidak ada jaminan  dari pihak keluarga.

Merasa kesal, istri Irwansyah sempat berteriak histeris melihat kondisi suaminya yang sama sekali tidak mendapat perawatan dari Rutan. Bahkan meminta agar pihak Rutan untuk menyuntik mati suaminya agar tidak tersiksa dengan sakit muntah darah yanng dialaminya.

Saat dihubungi LintasAtjeh.com melalui telepon selularnya, Ketua YARA Aceh Timur, Basri mengatakan saat ini dirinya masih di Rutan untuk menunggu keputusan Kalapas Rutan kelas I Medan.

"Kita masih menunggu keputusan Kalapas agar Saudara Irwansyah bisa dirawat di rumah sakit karena kondisinya kritis. Kita mengetuk rasa kemanusiaan Kalapas apalagi istrinya sampai meminta suaminya disuntik mati daripada ditelantarkan begitu," ujar Basri singkat.

Sementara itu, Kakanwilkumham Sumut, Ibnu Chuldun saat dihubungi wartawan mengatakan dirinya mendapat laporan dari Karutan jika napi tersebut tadi pagi baru berobat ke klinik Rutan.

"Namun saat disuruh oleh dokter klinik untuk batuk mengeluarkan darah tapi napi tersebut tidak bisa batuk darah lagi. Makanya cukup dirawat di Rutan saja," terang Ibnu.

Berdasarkan informasi yang beredar, napi lainnya yang berada di dalam rutan sangat sulit untuk mendapatkan perawatan medis di Rutan Tanjung Gusta Medan. Bahkan seorang  napi yang telah meninggal memerlukan waktu sampai berjam-jam untuk dapat mengambil dan membawa pulang jenazahnya.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini