-->

Anggota DPRA Liswani Ajak Warga Panton Luas Lestarikan Adat Aneuk Jame

25 Maret, 2017, 21.00 WIB Last Updated 2017-03-25T14:23:42Z
ACEH SELATAN - Dalam rangka reses I anggota DPRA Komisi III  Ir. Hj. Liswani menggelar silaturrahmi dan temu ramah dengan tokoh Ibu-ibu Kemukiman Panton Luas. Untuk menyerap aspirasi masyarakat tentang melestarikan dan mendalami pelaminan adat aneuk jame, yang bertempat di Gampong Ladang Panton Luas, Kecamatan Samadua, Sabtu (25/03/2017).

Anggota DPRA Liswani  dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Subulussalam ini menyampaikan kepada LintasAtjeh.com, dalam kegiatan adat-istiadat ini masyarakat harus memahami adat tentang pelaminan aneuk jame. Supaya jangan salah  dalam penempatan atau letak benda pelaminan aneuk jame seperti Ambak-ambak (kening kelambu), Meracu (berbentuk segitiga), dll.

"Kita ingin meluruskan  adat- istiadat pelaminan aneuk jame, karena sekarang sudah banyak adat-istiadat pelaminan aneuk jame di modernkan. Hal ini jangan sampai terjadi, kita harus betul-betul menjaga dan melestarikannya, adat-istiadat ini merupakan suatu mahkota yang ada di Kabupaten Aceh Selatan," paparnya.

Setelah itu, kalau ada cagar-cagar budaya yang kita tampilkan untuk melestarikan adat-istiadat yang ada di Aceh, karena anggaran untuk itu sudah ada.

"Kita tidak bisa meninggalkan adat-istiadat dan sejarah begitu saja. Kita boleh saja meninggal tetapi adat-istiadat harus tetap terjaga dan lestari, maka untuk itu saya antusias untuk melestarikan adat-istiadat yang ada di Aceh, termasuk adat aneuk jame," ungkapnya

Kemudian, menyangkut silsilah aneuk jame di Kabupaten Aceh Selatan, yang ada seperti di  Kecamatan Tapaktuan, Samadua, Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji Timur, Labuhanhaji  Tengah dan sebagian Aceh Barat Daya.

Adapun pemateri tentang pelaminan adat aneuk jame disampaikan oleh T. Laksamana Bin Teuku Pitahruddin Kerurunan Raja Ke 11 Tapaktuan mengatakan hal ini sangat penting bagi masyarakat terutama kaum ibu-ibu sebab kaum ibu yang merangkai pelaminan aneuk jame. Maka untuk itu kaum ibu harus mendalami atau mengenal adat-istiadat pelaminan aneuk jame, apalagi pelaminan aneuk jame ditampilkan dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).

"Saya berharap adat kita ini jangan sampai hilang, karena banyak adat lain yang masuk ke dalam adat-istiadat kita," ucapnya.

Adapun contoh arti dan makna pelaminan aneuk jame  seperti Ambak-ambak (Kening Kelambu), Meracu (bentuk segi tiga), Dalansi (sebagai pelengkap), Banta Gadang (melambangkan panglima raja), dan Kasur Pandak (tempat duduk pengantin).[Delfi]
Komentar

Tampilkan

Terkini