IST |
ACEH
SELATAN - Gubernur Aceh non aktif dr. Zaini Abdullah
mengungkapkan pernyataan pada tahun 2013, digelontorkan dana Rp 650 miliar
untuk mantan kombatan. Namun dana yang diperuntukkan untuk meningkatkan
kesejahteraan tersebut, tak jelas penggunaannya dan diduga hanya dinikmati
segelintir orang saja.
Dana GAM yang saat ini menjadi
pergunjingan panas tersebut, mencuat saat
debat kandidat Paslon Gubernur Aceh tahap II yang digelar KIP Aceh di
Amel Convention Hall, Banda Aceh. Zakaria Saman selaku mantan Menteri
Pertahanan GAM tersebut mengaku tak dapat apapun dan mempertanyakan kepada
Zaini Abdullah.
Terkait hal tersebut,
Ketua Harian Front Pembela Tanah Air (PeTA) Provinsi Aceh, Teuku Sukandi
meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk benar-benar serius mengusut
dana bantuan yang pernah dialokasikan untuk para mantan kombatan Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) sebesar Rp 650 miliar.
"Diam-diam DPRA
bersama Eksektif mengakolasikan dana Rp 650 Milyar di zaman pemerintahkan
mereka, tapi tidak jalan," sindirnya.
Menurut T. Sukandi,
persoalannya dana ini disalurkan bukan untuk GAM saja tapi untuk korban konflik
lainnya yang tersisa waktu BRA. Semua elemen termasuk PeTA, itu ditinggalkan
dan cuma hanya untuk GAM saja.
"Jadi kita desak KPK
untuk serius mengusut kasus tersebut," terang T Sukandi, mantan Anggota
DPRK Aceh Selatan ini kepada LintasAtjeh.com, di Tapaktuan, Rabu (18/01/2017).
Masih kata dia, apa yang
disampaikan Doto Zaini itu bisa menjadi ruang bagi KPK untuk melakukan
pengusutan, sehingga dana yang semestinya bisa mensejahterakan mantan kombatan
GAM dan korban konflik tersebut jelas dimanfaatkan kemana.
"Ini perlu segera
diusut agar persoalan menjadi terang. Dengan demikian masyarakat juga tahu
dikemanakan dana sebesar itu dan siapa yang memanfaatkannya," tegasnya.