BANDA
ACEH
- Badan Reintegrasi Aceh (BRA) merupakan amanat Qanun Aceh Nomor 6 tahun 2015
tentang BRA yang mengamanatkan tanggungjawab pemerintah untuk menuntaskan program
reintegrasi di Aceh.
Hal itu dijelaskan Ketua
BRA H. Bukhari Abdul Ghani saat melakukan audiensi dengan Panglima Kodam
Iskandar Muda Mayjen TNI Tatang Sulaiman, di ruang tamu Pangdam Makodam IM,
Banda Aceh, Senin siang (09/01/2017).
Bukhari menjelaskan,
program ini diarahkan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap mantan
kombatan, masyarakat korban konflik termasuk TNI, Polri dan pegawai, eks
Tapol/Napol dan unsur masyarakat lainnya. Memberikan pelatihan pada seluruh
masyarakat yang terkena/korban konflik, melaksanakan kajian, pendataan tentang
bantuan fisik termasuk akibat gempa.
"Program-program BRA
ini fokus terhadap bagaimana melakukan pemberdayaan bagi korban konflik tanpa
melihat siapa dan apa yang telah diperbuatnya dahulu, dijalankan tanpa memandang,
memilih atau memihak yang akan dibantu. Semua harus sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku,” jelas Ketua BRA
H. Bukhari Abdul Ghani.
Sementara Pangdam Mayjen
TNI Tatang Sulaiman menyambut responsif terhadap program-program BRA yang
bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang menjadi korban konflik.
"Tugas BRA ini
merupakan tugas yang mulia, karena fokus pekerjaannya adalah untuk mengurusi
para korban konflik di Aceh,” kata Pangdam.
Pangdam berharap agar
didalam masyarakat Aceh sekarang ini tidak ada lagi sekat-sekat antara kelompok
masyarakat tertentu dengan kelompok yang lainnya. Serta berharap agar BRA dalam
melaksanakan tugasnya tidak pandang bulu. Siapapun dia, jika memang orang
tersebut terdata sebagai korban konflik, maka harus dibantu.
"Jangan lagi ada
sekat-sekat yang mengkotak-kotakkan kelompok masyarakat (eks-GAM) dengan
masyarakat lainnya termasuk TNI/Polri. Karena kita adalah satu NKRI,” tegas
Pangdam.
Panglima Kodam Iskandar
Muda Mayjen TNI Tatang Sulaiman juga meminta agar program Badan Reintegrasi
Aceh (BRA) di Aceh bisa berjalan. Dikarenakan
tugas BRA merupakan tugas yang mulia untuk mengurusi para korban konflik di
Aceh.
Hadir dalam audiensi
tersebut, Aster Kasdam IM, Kapendam IM,
Deputi I Hasbalah, Direktur BRA Jhoni, serta beberapa staf lainnya.[Pen
IM]