Desember
Dingin terasa panas
Alam beringas
Semesta merana bebas
Dunia membahas
Dari wajah layu tertidur
pulas
Kenapa
Aceh selalu gemetar
Cakrawala terus berputar
Kasat dalam kibar
Apakah kita berkabung dosa
besar
Masih ingat
Dua belas tahun yang lalu
Ketika obak menyerbu
Ribuan nyawa tersapu
Bergelut dalam pilu
Termasuk aku
Tanah Serambi hilang
Diambil waktu yang malang
Kemalangan surut Nanggroe
darussalam
Terkujur dengan tubuh
legam
Melihat masa tak akan
datang
Akupun demikian
Pada hari itu
Jiwa resah dibalut duka
Membisu menahan luka
Umat Nabi Muhammad
bertanya
Ini petaka
Atau teguran dari-NYA?
Atau sebaliknya
Hidayah ujung sumatra
Desember ini
Tanah Aceh kembali digoyang
Wilayah Pidie basah dengan
kenangan
Senja fajar dapat teguran
Seakan menjadi alarm
Gempa yang mengguncang
Aku merasakan
Aceh Darussalam
Sungguh tak mengerti
Kenapa ini terjadi
Kenangan membalut hati
Darah terus menjadi saksi
Sejarah persada membawa
suci
Dari luka yang menanti
Dari peluru pernah berlari
Dari raja berganti
Terus terjadi
Aceh tanah suci
Kini aku hanya melihat
dari awan angin tertiup
Menyapa dengan tulisan ini
Sebagai ziarahku
Untuk Mu
Sampaikan bait ini kepadanya
Untuk Mereka
Korban tsunami
Korban gempa Pidie
Masa DOM