ACEH BESAR - Bupati Aceh Besar mengemukakan pelaksanaan program ketahanan pangan yang sedang digalakkan. Terutama padi sawah, pada kenyataannya cukup membahagiakan. Dengan luas baku sawah Kabupaten Aceh Besar seluas 31.845 Ha, dengan realisasi luas tanam musim tanamgadu 2016 seluas 11.641 Ha (105,54%) dari luas sasaran tanam 11.030 Ha, terdapat kelebihan tanam 611 Ha, luas panen 11.347 Ha, dengan produktivitas 6,16 ton/Ha, produksi mencapai 69.868,48 ton Gabah Kering Panen (GKP), dengan harga Rp.4.800 sampai Rp.5.100/Kg pada saat panen ini memberikan keuntungan yang menggembirakan bagi petani di Aceh Besar.
Hal itu dikatakan Mukhlis Basyah saat berbicara di depan para petani dan pejabat instansi terkait pada kegiatan dimulainya gerakan tanam padi musim tanam rendengan (meugo thon) 2016/2017 di Gampong Aneuk Glee, Kecamatan Indrapuri, Rabu (21/12/2016).
Hadir pula dalam kesempatan itu, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim MS, Staf Ahli Menteri Pertanian Ir. Mukti Sardjono, M.Sc, Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Ir. Zamzami, MT, Kepala SKPK, para petani, Muspika Indrapuri, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Dikatakannya, pada tahun 2016, melalui Kementerian Pertanian RI mengalokasikan bantuan benih padi untuk Kabupaten Aceh Besar sebanyak 318.750 kg (12.750 Ha) untuk musim tanamrendengan 2016/2017 ini, pengembangan padi inbrida 5.325 Ha dengan penerapan teknologi jajar legowo 2:1. Dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 dapat meningkatkan produksi 20-30%, karena tanam jajar legowo 2:1 merupakan tanaman pinggir yang memberikan kelebihan antara lain: tanaman dapat memanfaatkan sinar matahari yang sempurna. Karena semua tanaman berada pada pinggir barisan, mengurangi serangan hama terutama hama tikus, dapat menekan serangan hama lainnya karena terbuka.
Kemudian, memudahkan pemeliharaan, pemupukan karena ada barisan yang kosong serta menambah populasi tanaman sampai dengan 30%. Dalam rangka penerapan jajar legowo 2:1 di lapangan diperlukan dukungan, pendampingan dan pengawalan oleh petugaskabupaten, PPL, POPT, PBT, mantri tani dan Babinsa.
Untuk tahun 2017, katanya, kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas padi inbrida melalui teknologi penerapan Jarwo Super seluas 1.000 Ha yang direncanakan ditanam di Blang Jaroe, Kecamatan Indrapuri dan padi inbrida jajar legowo 2.000 Ha serta padi organik seluas 40 Ha akan dilaksanakan pada musim tanam Gadu 2017 yang akan datang.
“Oleh karena itu, sekali lagi pada kesempatan ini, mari kita budayakan tanam teknologi jajar legowo 2:1 pada musim tanam rendengan 2016/2017 karena dapat meningkatkan produksi dan pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan petani. Semoga dengan adanya semangat persaudaraan dan kerjasama yang ikhlas dalam menggerakkan para petani kita dapat menghadapi tantangan, rintangan dan hambatan, sehingga kita dapat mewujudkan swasembada pangan dan swasembada berkelanjutan,” kata Bupati Mukhlis.
Kadis Pertanian dan TPH Aceh Prof. Abubakar Karim mengakui selama ini kontribusi sektor pertanian Aceh Besar sangat besar, khususnya padi sawah. Bahkan, Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten penyumbang padi (beras) untuk konsumsi provinsi bahkan nasional.
"Kita berharap surplus ini dapat terus dipertahankan oleh Aceh Besar, sebab daerah ini selain memiliki lahan yang luas dan subur juga potensial untuk pengembangan sektor pertanian lainnya," katannya.
Ketua Panitia Ir. Zulkifli yang juga Sekretaris Distan TPH Aceh Besar didampingi Kabid Produksi Tanaman Pangan Jufri SP, menjelaskan saat ini ribuan petani sedang giat-giatnya melakukan musim tanam rendengan yang tersebar disejumlah kecamatan. Bahkan, para penyuluh pertanian juga telah melakukan berbagai penyuluhan tentang cocok tanam yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan produksi petani Aceh Besar.
"Insya Allah tiga bulan kedepan petani dapat menikmati panen apa yang ditanam pada saat ini," pungkas Zulkifli.
Sementara itu, ketua kelompok wanita tani Aneuk Glee, Cut Yani menyambut baik atas program penyuluhan yang giat dilaksanakan Dinas Pertanian didukung para PPL, sehingga motivasi petani terus meningkat dalam upaya mengangkat ekonomi mereka.
"Kami selalu mengharapkan agar pemerintah selalu peduli terhadap sarana pendukung kelancaran dalam usahatani, seperti irigasi, bibit gratis, pupuk, dan penyuluhan," harapnya.[Rls]