ACEH BESAR - Peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-40 tahun ini, sebagai momentum mempertahankan perdamaian, demi kelangsungan segala bentuk pembangunan di Aceh.
Wakil Ketua KPA wilayah Aceh Rayeuk, Saifuddin Yahya atau akrab disapa Pak Cek menyampaikan pada Milad Gam Ke-40 tahun ini adalah untuk mengenang syuhada yang telah meninggalkan anak yatim, janda dan duda. Untuk itu kita harus menjaga titipan syuhada kita.
"Perjuangan GAM ini dilanjutkan dengan perjuangan politik dengan memenangkan Panglima GAM Aceh untuk memimpin Aceh," kata Pak Cek, Minggu (4/12/2016), di Komplek Kuburan Teungku Chik Di Tiro, Meureu, Aceh Besar.
Memperingati Milad 4 Desember, menjadi pintu masuk atau cikal bakal Aceh hari ini. Artinya dengan adanya 4 Desember itu terjadinya konflik hingga berakhir dengan perjanjian damai antara RI dan GAM pada 15 Agustus 2005 lalu.
Calon Bupati Aceh Besar ini, menyampaikan 4 Desember kali ini menjadi bahan renungan bagi seluruh masyarakat Aceh sebagai momentum untuk mensyukuri terhadap nikmat Allah SWT. Menurutnya, ini merupakan sebuah kesempatan seluruh masyarakat Aceh untuk merubah wajah Aceh yang dulunya suram menjadi Aceh aman dan damai.
"Partai Aceh adalah penyambung perjuangan. Partai Aceh adalah alat untuk tuntutan butir-butir perjanjian antara republik Indonesia dengan GAM," ucap Pak Cek.
Saat ini banyak janda kombatan GAM serta anak yatim yang masih hidup memprihatikan. Hal ini, kata Pak Cek, merupakan tanggungjawab bersama para mantan kombatan GAM yang masih hidup.
"Ini tanggungjawab kita bersama yang harus kita perhatikan," kata Pak Cek.
Amatan LintasAtjeh.com, sejumlah Satgas PA serta aparat keamanan baik Polisi dan TNI terlihat hampir sepanjang persimpangan jalan mengatur lalu lintas.
Di lokasi acara, sekitar 10 ribu warga dan simpatisan Partai Aceh juga memadati lokasi sejak pukul 08.00 WIB. Selain itu, juga terlihat Ketua DPA Partai Aceh Muzakir Manaf dan T.A Khalid, Ketua DPR Aceh Teungku Muharuddin, calon Bupati Aceh Besar dari PA Saifuddin Yahya dan calon Wakilnya Bupati Juanda Djamal serta bupati aktif Mukhlis Basyah dan sejumlah anggota DPRK Aceh Besar.[DW]