-->


Laboratorium Ilmu Politik Fisip Unsyiah Gelar Diskusi Publik Terorisme

22 Desember, 2016, 15.23 WIB Last Updated 2016-12-27T04:00:21Z
IST
BANDA ACEH - Indonesia kembali dilanda isu teroris. Ini terkait sejak beberapa hari yang lalu hingga kemarin sore, Polri melalui Tim Densus 88 telah melakukan banyak penangkapan pada pihak yang terduga teroris. Penangkapan itu dilakukan di beberapa lokasi yang terpisah yakni Majalengka Jawa Barat, Aceh Utara dan terakhir di Serpong Tangerang Selatan‎, Payakumbu Sumatera Barat, Deliserdang Sumatera Utara.

Mereka diduga jaringan Bahrun Naim yang diketahui merupakan mantan nara pidana terorisme. Fakta dari  serangkaian penangkapan itu menjelaskan bahwa para pelaku aksi terorisme tidak gentar dengan hukuman pidana yang diancam kepada mereka.

Ideologi atau pemahaman radikal pelaku terorisme mengalahkan rasa takut mereka terhadap hukum yang berlaku. Bahkan banyak residivis pelaku teror yang mengulangi kembali perbuatannya menjalankan aksi terorisme.

Menanggapi fenomena itu, Laboratorium Ilmu Politik (LIP) FISIP Unsyiah, berinisiatif untuk membuat kegiatan diskusi publik yang dilaksanakan pada hari Jumat (22/12/2016), pukul 14.00 WIB, dengan tema Efektivitas Pemutusan Mata Rantai Terorisme di Indonesia: Paradoks Pengawasan dan Pembinaan Mantan Narapidana Terorisme.

Diskusi ini menghadirkan narasumber pakar dari berbagai unsur dan acara diskusi ini juga terbuka untuk umum dan semua kalangan.

Ubaidullah MA selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa diadakannya diskusi publik ini untuk mengetahui bagaimana pola deradikalisasi narapidana terorisme yang berlangsung di Indonesia khususnya Provinsi Aceh. Untuk mengetahui efektivitas deradikalisasi narapidana terorisme dimasa pembinaan dan pasca pembinaan.

“Dalam diskusi ini kita akan menggali apa yang salah dengan sistem penanggulangan terorisme di Indonesia? sehingga narapidana terorisme yang telah bebas kembali menjadi teroris bahkan dengan kualifikasi yang meningkat, dan membantu di belakang layar dalam menjalankan ragam aksi terorisme,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa adanya berbagai permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia, membuat celah ruang terhadap kelompok teroris untuk melakukan aksi teror terbuka.

"Persoalan-persoalan bangsa yang sedang kita hadapi bisa dimanfaatkan para pelaku teror untuk menjalankan aksinya,” ungkapnya.

"Permasalahan terkait dengan aksi terorisme dinegara kita memang tak kunjung selesai, dan ini akan kita kupas nantinya dalam diskusi ini," tutupnya .[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini