ACEH
TIMUR - Demo besar-besaran oleh warga ke Kantor KIP Aceh
Timur dan Kantor DPRK Aceh Timur, harus diatasi 400 personel dari gabungan
Brimob dan anggota Polda serta Polres Aceh Timur untuk mengawal demo dengan
motto kurang kepercayaan kepada KIP Aceh Timur dalam menjalankan perannya
sebagai penyelenggara Pilkada 2017 mendatang dan DPRK Aceh Timur dinilai kurang
berpihak kepada masyarakat sehingga di demo, Kamis (01/12/2016) pagi hari.
Dalam aksi demo itu sempat
terjadi rusuh dan menjadi perlawanan antara pihak masyarakat dengan Polisi, di
depan Kantor KIP Aceh Timur. Warga juga tidak mau mendengar instruksi tembakan
dan gas air mata beberapa kali bahkan pendemo semakin berigas ingin
menghancurkan Kantor KIP Aceh Timur.
Sehingga pihak kepolisian
terpaksa melumpuhkan dua warga yang berusaha menyerang polisi dengan dengan
senjata tajam. Setelah kocar-kacir warga dibuat oleh pihak pengamanan, warga
mendatangi Kantor DPRK Aceh Timur, untuk menyampaikan keluhan agar KIP dan
Panwaslih melaksanakan tahapan sesuai dengan aturan KPU. Namun dewan tidak
menyambut kedatangan warga lebih kurang yang terkumpul 100 orang itu.
Diantara warga yang datang
tersebut ternyata ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan menaruh
BOM disamping kantor DPRK dalam dua kardus.
Setelah pihak Intelkam
Polres Aceh Timur melihat Kardus yang mencurigakan, dilaporkan kepada atasan.
Tak lama kemudian Tim Jinak Bom diturunkan ke lokasi, setiba di lokasi dilihat
bom itu tidak boleh digerakkan lagi sehingga harus diledakkan di lokasi kantor DPRK.
Menurut Kapolres Aceh
Timur, AKBP Rudi Purwiyanto, SIK, M. Hum, kerusuhan itu terjadi saat demo pagi
ini di dua kantor. Itu sebagai contoh simulasi bila sewaktu-waktu terjadi dalam
tahapan pilkada agar dapat diantisipasi.
"Menyangkut pada hari
pencoblosan ini kita turunkan 800 personel Polisi sedangkan TNI sekitar 500
personel. Untuk itu, kita juga bekerja sama dengan Brimob untuk menjinak
bom," pungkas AKBP Rudi Purwiyanto, SIK, M.Hum.[MAD]