-->


Budaya Pungli dan Upeti Sudah Mengakar

30 Desember, 2016, 00.24 WIB Last Updated 2016-12-29T18:59:23Z

IST
ACEH BESAR - Kebiasaan negatif yang sudah membudaya saat ini telah menjadikan daerah kita sulit berkembang dan maju, khususnya kita masyarakat Aceh. Kebiasaan buruk ini telah merambat dan hidup subur dalam kehidupan masyarakat sampai ke kampung-kampung.

Hal tersebut disampaikan LSM Gempar, Sirathallah kepada LintasAtjeh.com, Kamis (29/12/2016), melalui siaran persnya.

Apa itu? Pasti tidak akan terkejut dan mungkin sangat terbiasa dengan kata-kata "pungli dan setoran".

“Kebiasaan buruk yang dibiasakan telah membudaya dan mengakar sangat sulit dihilangkan. Tapi bisa saja kita tinggalkan jika ada kemauan untuk merubah pola hidup,” katanya.

Sambung dia, kita mulai sajalah misalnya dari oknum keuchik yang tidak mau repot-repot dan kurang ngerti dari pada salah terus membuat laporan dana desa. Walau sudah diberi pelatihan, tapi peluang ini dimanfaatkan oleh jasa oknum tertentu dengan biaya yang lumayan.

“Masih sangat banyak proyek desa hanya pembangunan fisik saja yang berulang-ulang, banyak kualitas rekonstruksinya kurang bermutu. Mungkin saja melalui program pembangunan infrastruktur lebih mudah mencari  keuntungan,” bebernya.

Masih lanjut dia, kalau melihat sedikit ke atas, mungkin sangat terbiasa bagi kaum pejabat untuk mendapatkan jabatan kepala kantor harus membayar upeti. Siap-siap saja yang tidak menyetor dipindahtugaskan atau dimutasi.

Yang lebih parah lagi, kata Sirathallah, adalah ketika masyarakat acuh dan menganggap ini lumrah dan "ah biasa itu". Sudah berapa milyar bahkan trilyunan dana untuk bantuan pemberdayaan ekonomi rakyat.

“Kita minta 50 sapi, dapat 25 akhirnya kujual. Kita minta 100 kambing, dapat 50 kambing kujual. Kita minta boat, boat kulelang karena tak layak. Mental kita sudah terjual demi uang, semua tergantung diri kita mungkin sudah nyaman dengan hidup begini,” sindirnya.

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka berusaha merubahnya sendiri ...," demikian kata Sirathallah.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini