![]() |
IST |
BANDA
ACEH
- Ketua Acheness Australian Association (AAA) menyerukan agar Pilkada Aceh 2017
berlangsung demokratis, aman dan damai. Kemudian AAA juga meminta kepada semua
kandidat yang sedang berkompetisi dalam pilkada gubernur/bupati/walikota, agar
mengajak semua tim sukses pemenangan untuk tidak berbuat dengan cara-cara
melanggar hukum atau dengan menghalalkan segala cara. Selanjutnya, tim sukses
pun jangan terlalu fanatik kepada kandidat, karena semua kandidat tujuan sama
yakni untuk meraih kemenangan dan mendapatkan kekuasaan di Aceh.
“Berpolitiklah yang cerdas,
dan tolak pilkada dengan menghalalkan segala cara,” demikian ungkap Ketua AAA
Tgk. Sufaini Syekhy kepada LintasAtjeh.com, Rabu (16/11/2016), menyikapi
situasi Pilkada Aceh yang sudah mulai memanas eskalasinya.
Kata dia, saya belum
melihat sosok Calon Gubernur Aceh yang misi dan visinya dapat memberi garansi
terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh. Misalkan garansi listrik murah, garansi pendidikan murah bebas
pungli, garansi gratis rumah rakyat, garansi mempersatukan rakyat, garansi terhadap
lapangan kerja, garansi bebas korupsi, garansi tidak menguasai proyek oleh
kelompok atau garansi ruang profesional dalam pembangunan, garansi gratis
kesehatan dll.
“Beberapa calon gubernur yang
sekarang diunggulkan juga produk lama sama sekali tidak istimewa, karena mereka
telah pernah memimpin sejujurnya atau bila bicara secara objektif. Dua periode
pasca perdamaian Helsinki terhitung gagal mengangkat harkat dan marwah Aceh secara
bermartabat,” kata Tgk. Syekhy.
Dan lebih ektrim lagi,
lanjut Syekhy, dua periode GAM menjadi pemimpin Aceh, yang terjadi malah krisis
dimensi. Krisis persatuan rakyat Aceh, krisis ekonomi dan krisis idiologi. Jadi
apa yang harus kita bangga terhadap pemimpin dua periode ini? Jadi maksud saya,
seharusnya pemimpin yang gagal tidak perlu ikut lagi dalam pilkada ini. Mungkin
itu solusi Aceh untuk mengembalikan marwah Aceh, apabila tokoh-tokoh Aceh tadi tidak
lagi berambisi menjadi penguasa
“Cara kampanye politik kandidat
juga terbilang penuh modus terhadap rakyat Aceh, dimana semua kandidat masih
saja menjanjikan bahwa mereka bisa mensejahterakan rakyat. Modusnya macam-macam,
mendekati para ulama, mendekati anak-anak yatim, dan tentunya mendekati para
TNA,” sindirnya.
“Mereka seakan-akan
merakyat, padahal mereka sebelum dekat pilkada, asyik bereforia dengan wanita
cantik, dengan koleganya, melancong ke luar negeri, tidak pernah peduli terhadap
kondisi Aceh. Meskipun demikian, kita tetap saja harus memilih salah satu
diantaranya. Untuk itu, makanya kita harus cerdas,” demikian Syekhy
mengingatkan.
Ketua AAA juga menyayangkan
sebagian besar rakyat masih saja mau dibodohi dengan penampilan mereka semua.
Seharusnya rakyat wajib cerdas, untuk memilih pemimpin yang benar-benar pro
rakyat, bersinergi dengan ulama, bersinergi dengan rakyat, bukan bersinergi dengan
Partai Nasional, seperti partai-partai yang jelas-jelas mendukung dan membela
penista agama dimana mereka saat ini berlomba untuk memperlihatkan kedekatan
dengan pejabat atau orang besar di pusat.
“Saya yakin degradasi
status sosial rakyat Aceh sulit diselamatkan dengan pola memimpin model ini,” demikian
pungkas Tgk. Sufaini Syekhy.[Red]