
Hal tersebut disampaikan oleh
Calon Wakil Gubernur Aceh, TA Khalid saat acara rapat koordinasi dan konsolidasi
Partai Gerindra Aceh Selatan, Selasa (01/11/2016), di Tapaktuan. TA. Khalid akan
maju mendampingi Calon Gubernur Aceh Muzakir Manaf dalam Pilkada Aceh 2017
mendatang.
TA. Khalid, selaku Ketua
DPD Gerindra Aceh mengatakan harus saling sinergi untuk mewujudkan pemenangan dalam
Pilgub Aceh. Jabatan gubernur adalah jabatan politik, maka kita harus memilih gubernur
yang memahami hal-hal mengenai politik.
“Kita harus menuntut janji
yang tertera di MoU Helsinki demi kemakmuran dan kesejahteraan anak-anak cucu
kita nantinya. Siapapun menjadi gubernur di Aceh harus mampu dan bisa
menyelesaikan MoU Helsinki, jangan sampai bara api itu akan hidup kembali atau
bahkan kembali terjadi pertumpahan darah,” demikian TA. Khalid mengingatkan.
Kata dia, MoU Helsinki
yang ditandatangani di luar negeri, saat ini PA merupakan kwitansi perjanjian
itu. Dan panjang lebar TA Khalid menceritakan bagaimana rakyat Aceh harus
menyatukan pikiran agar Aceh lebih baik lagi kedepan seperti kejayaan masa
Iskandar Muda.
“Abu Kuta Krueng, Abu Mudi,
Waled Marhaban dan waled-waled yang lain menyatakan bahwa yang berhak menjaga
marwah Aceh adalah orang Aceh,” ujarnya.
Dalam sebuah hadist
dikatakan, kalau ingin berjaya di masa depan maka belajarlah dari masa lalu.
Kita harap semua solid dan kompak menjaga ideologi ke-Acehan dan mengutamakan
kepentingan Aceh diatas segalanya. Untuk itu, saya juga menghimbau kepada para
pejuang yang cinta dengan perjuangan dan yang belum ada dalam barisan untuk
kembali pulang dan melanjutkan perjuangan bersama Mualem.
“Kita harus jaga ideologi
ke-Acehan, kita harus jaga Ahli Sunnah Wal Jamaah. Seperti ketika zaman Iskandar
Muda bisa menguasai hingga ke negeri Pahang karena ideologi ke-Acehan dan Ahli
Sunnah Wal Jamaah sangat kuat, semoga masa kejayaan itu akan kembali kita raih,”
demikian pungkas TA Khalid.[Delfi]