IST |
ACEH
BESAR - Wah, sepertinya mayoritas masyarakat kita tidak open
alias no coment saja soal berapa sudah dana otsus mengalir sejak 2008 di Aceh.
Tidak juga mau tahu kalau rupanya angka pengentasannya tidak menunjukkan
kemajuan (lihat saja data BPS dan temuan BPK).
“Ah, biarin saja dibangun
gedung-gedung dengan rekonstruksi yang cepat rusak,” kata Ketua Fokus Gempar, Sirathallah
kepada LintasAtjeh.com, Selasa (29/11/2016).
Menurut dia, sepertinya
apatisme masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan semakin besar saja, anda
pasti tahu kenapa. Kehadiran pemimpin ditengah-tengah rakyat semakin jauh saja,
mungkin takut janjinya ditagih.
Saya pernah hadir dalam
beberapa forum diskusi dan membaca beberapa artikel tepercaya, bahwa memang ada
pengakuan dana otsus itu adalah "alat tukar agar tidak lagi ribut, dengan
tujuan Aceh bisa lebih sejahtera".
Karena dana otsus itu
hasil perjuangan sekelompok dengan membawa nama rakyat, tentu harus dibayar
mahal donk, "hek that kee peu juang, toh jatah kee".
“Dana otsus yang belum
optimal membuat DPRA dan Eksekutif cuci tangan, DPRA katakan itu urusan
Eksekutif, pengawasan juga Eksekutif. Eksekutif juga sampaikan dana otsus sudah
dikucurkan ke kabupaten/kota,” sebutnya.
“Saya tidak mau
menyalahkan siapapun, karena ujung-ujungnya yang salah tetap kita, rakyat.
Kenapa kita pilih dia, dia dan dia. Aceh butuh pemimpin baru kalau ingin hal
baru. Jangan ikuti mereka yang merasa terancam dengan perubahan, karena bagi
mereka keadaan begini sangat menguntungkan,” pungkas Sirathallah.[Red]