-->

PRIMA Ingatkan Bangkitnya "Papa Minta Saham Jilid II"

29 November, 2016, 12.56 WIB Last Updated 2016-11-29T17:01:30Z
IST
JAKARTA - Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA), mengeluarkan Pernyataan Sikap untuk Waspadai Bangkitnya “Papa Minta Saham Jilid II”  Selamatkan DPR!!!

Hal ini disampaikan dalam acara konferensi pers yang diselenggarakan pada Senin 28 November 2016, di Rest. Dua Nyonya Cikini, Jl. Cikini Raya No 27 Jakarta Pusat.

Pasalnya, publik dibuat terkaget-kaget oleh gebrakan Partai Golkar yang akan mengganti Ketua DPR Ade Komarudin dengan Setya Novanto. Padahal beberapa bulan lalu Setya Novanto menjadi bulan-bulanan publik dan terpaksa harus mengundurkan diri dari Ketua DPR karena tersangkut kasus “Papa Minta Saham”.

Seiring dengan berjalannya waktu kasus itupun menguap tanpa kejelasan penuntasannya. Kejaksaan Agung ‘menghentikan’ kasus tersebut karena kesulitan meminta keterangan M. Reza Chalid, salah satu orang yang diduga dalam transkrip rekaman “Papa Minta Saham”.

"Kengototan Setya Novanto untuk kembali menjadi Ketua DPR tidak hanya akan merugikan dirinya, tetapi bisa berimbas buruk terhadap Partai Golkar dan DPR secara keseluruhan. Belum tentu dengan kehadiran Setya Novanto sebagai Ketua DPR akan mempercepat akselerasi kinerja DPR. Publik sudah terlanjur tidak percaya dengan Setya Novanto. Namun sayang mayoritas anggota DPR masih bungkam, mestinya anggota DPR  harus bersuara paling lantang menolak karena akan dipimpin oleh figur dengan rekam jejak yang kontroversial,"  terang Ketua Presidium PRIMA, Sya'roni.

Dan akhirnya, harus juga diselidiki tentang dugaan keterlibatan Istana dalam proses pergantian ini. Sulit sekali menerima akan tidak adanya hubungan antara Setya Novanto dan Luhut B Pandjaitan yang dulu sama-sama disebut dalam transkrip rekaman. Jika hubungan ini masih terjalin, maka tidak aneh jika proses pergantian ini seakan begitu mulus. Bisa jadi ada kepentingan yang masih terkait dan yang akan berhasil jika Setya Novanto menjadi Ketua DPR lagi.

Atas adanya dugaan ini diharapkan pihak istana segera mengklarifikasinya agar menjadi jelas dan tidak menimbulkan kegaduhan baru.

Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka kami menyatakan :

1.Tolak kembalinya Setya Novanto sebagai Ketua DPR, karena jika dipaksakan hanya akan mendegradasi wibawa DPR di hadapan rakyat Indonesia.

2.Mendesak Presiden Jokowi untuk tidak mengintervensi pergantian Ketua DPR, dan diharapkan segera menegaskan komitmennya bahwa Ketua Umum Parpol pendukung pemerintah tidak boleh rangkap jabatan.

3.Menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mewaspadai bangkitnya “Papa Minta Saham” Jilid II.

4. Mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk berpartisipasi dalam gerakan "Selamatkan DPR", gerakan ini sangat penting agar DPR dapat secara fokus bekerja untuk kesejahteraan rakyat dan tidak dimanfaatkan sekelompok elit tertentu hanya untuk kepentingannya sendiri.

"Demikian pernyataan ini dibuat sebagai bentuk keresahan publik akan adanya kegaduhan baru di DPR," tandas Sya'roni.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini