-->

Pemusnahan Etnis Rohingya, FPRM : Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Myanmar

21 November, 2016, 01.42 WIB Last Updated 2016-11-20T19:15:32Z

LANGSA - Tragedi kemanusiaan yang tak beradab terus berulang di Myanmar. Sampai detik ini pembantaian etnis Rohingya masih terus saja terjadi. Negara Myanmar yang mengaku telah mengusung demokrasi dengan tokoh peraih Nobel perdamaian Aung San Syu Kyi sebagai Presiden. Namun faktanya, saat ini telah menjadi negara yang biadab, membiarkan terjadinya pembantaian terhadap etnis Rohingya.

Oleh karenanya, sudah saatnya Indonesia sebagai negara yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab serta mengedepankan hak azasi manusia harus bersikap tegas terhadap Pemerintah Myanmar.

“FPRM mendesak Presiden Jokowi untuk secepatnya mencabut hubungan diplomatik dengan Myanmar dan meminta duta besar Myanmar untuk meninggalkan Indonesia. Karena apa yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar tidak mencerminkan negara beradab, dan bertentangan dengan prinsip dasar Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila,” demikian ungkap Ketua Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh, Nasruddin kepada LintasAtjeh.com, Minggu (20/11/2016)

Nasruddin menegaskan, pengusiran Duta Besar Myanmar penting dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada dunia tentang sikap tegas Negara Indonesia terhadap negara yang mengabaikan HAM dengan melakukan pembantaian etnis.

Selain itu, jelas Nasruddin, FPRM mengecam keras terhadap sikap pemerintah Myanmar yang telah memblokir akses lembaga kemanusiaan ke daerah pemukiman etnis Muslim Rohingya. Sehingga 150. 000 jiwa tidak mendapatkan bantuan, termasuk bantuan makanan dan kesehatan

"Ini akan menambah daftar panjang tragedi kemanusiaan di belahan dunia, bahkan PBB terkesan sebagai lembaga yang tidak ada kekuatan untuk menghentikan pembantaian terhadap etnis Muslim Rohingya," pungkas Nasruddin.[Zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini