BANDA
ACEH
- Menyikapi pasca 100 hari kepemimpinan
Setya Novanto sebagai Ketum DPP Partai GOLKAR (PG) dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi akhir-akhir ini, maka dengan ini dirasa perlu untuk disampaikan koreksi
dan masukan agar sikap latah berlebih Setya Novanto seperti yang marak
belakangan ini tidak terjadi di kemudian hari.
'Gerakan 411', yang justru
sebenarnya adalah dalam rangka memulihkan martabat Partai Golkar (PG) yang
sudah mulai terdegradasi sejak PG menyatakan dukungannya kepada Ahok sebagai
Cagub DKI.
Hal itu disampaikan
Muntasir Hamid selaku Ketua Forum Peduli Partai Golkar Sabang Merauke kepada
LintasAtjeh.com, melalui siaran persnya, Minggu (20/11/2016).
Untuk itu, ada beberapa
hal yang perlu kami sampaikan kepada publik bahwa, pertama, saat sekarang ini di Partai Golkar marak terjadi
pengebirian terhadap kader-kader PG dalam hal menyatakan pendapatnya secara
terbuka, baik kepada kader senior partai di tingkat pusat bahkan hingga ke
daerah.
Kedua,
maraknya ancaman pemecatan terhadap kader partai yang tidak seide dengan Setya
Novanto selaku Ketum DPP PG. Ketiga, adalah
sesuatu yang sangat keliru ketika DPP PG mengeluarkan surat peringatan/teguran
kepada Bapak ARB selaku Ketua Dewan Pembina PG hanya karena melakukan Preskon
di media terkait.
Adapun statement ARB (Abu
Rizal Bakri) saat itu adalah :
1. Jangan ada intervensi
oleh siapapun dalam penanganan kasus Ahok.
2. Yang melakukan aksi
demonstrasi pada 4 November kemarin adalah murni umat muslim, jadi harus
dihormati.
Justru seharusnya DPP PG
mengapresiasi ARB, bukan justru memberikan surat teguran. Di internal PG hari
ini banyak terjadi rangkap jabatan, mulai dari struktur-struktur kepengurusan
DPP, DPR bahkan Eksekutif, seolah-olah PG tidak cukup kader.
“Kami mengajak kawan-kawan
seluruh kader PG dari Sabang-Merauke untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi
kepengurusan PG Setya Novanto. Kami meminta Setya Novanto untuk segera meminta
maaf kepada ARB. Kami juga meminta perbaikan manajemen PG agar lebih baik, jangan
jadikan Partai Golkar sebagai boneka penguasa,” tegas Muntasir.
“Sekali lagi mari kita
bersatu rapatkan barisan, ambil langkah konkrit selamatkan Partai Golkar.
Apakah kita akan tetap mempertahankan Partai Golkar di tangan Setya Novanto?”
imbuhnya bertanya.[Rls]