IST |
MERAUKE -
Kelompok usaha perkebunan Kelapa Sawit, Tunas Sawaerma (TSE), yang terdiri dari
3 Perusahaan (PT. Tunas Sawaerma, PT. Berkat Cipta Abadi, PT. Dongin Prabhawa),
akan melakukan moratorium pada pengembangan lahan baru yang terkait dengan
operasi kelapa sawit. Moratorium ini sementara dilakukan untuk menyelesaikan
studi High Carbon Stock (HCS) demi menjaga keberlanjutan perkebunan dan
kehutanan pada masa depan.
Kelompok usaha TSE yang
memiliki perkebunan kelapa sawit di Merauke dan Boven Digoel, akan melakukan
moratorium sampai pada penyelenggaraan studi HCS yang berkaitan dengan
konservasi hutan nasional. Saat ini Kelompok usaha TSE memiliki 10.000 karyawan
dengan 30% di antaranya karyawan asli Papua.
“Kami secara aktif
berkomunikasi dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, karyawan,
mitra kerja, petani plasma, serta masyarakat lokal di setiap wilayah
operasional selama periode ini. Feedback dari para pemangku kepentingan
terhadap hasil studi HCS akan membantu menyiapkan kebijakan keberlanjutan yang
lebih komprehensif serta ramah lingkungan,” ujar Dwiana, Direktur TSE melalui
siaran persnya, Rabu (23/11/2016).
Lanjutnya, studi HCS atau
dikenal Stok Karbon Tinggi merupakan pendekatan baru bagi metode penilaian
hutan yang berkadar karbon tinggi dan berguna bagi perusahaan atau individu
yang melakukan konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Setiap lokasi akan
memiliki angka yang berbeda-beda dengan mempertimbangkan konteks sosial dan
ekonomi termasuk kesejahteraan sosial yang dihasilkan dari perkembangan
perkebunan baru di Indonesia. Studi HCS hanya menjadi salah satu dari beberapa
faktor penting lainnya seperti kebijakan pemerintah Republik Indonesia, Nilai
Konservasi Tinggi (HCV), pertimbangan agronomi, serta aspek sosial dan ekonomi.
Hal tersebut memang sesuai
dengan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pembangunan berkelanjutan,
bahwa kondisi masing-masing setiap negara dan daerah tidaklah sama. “Tujuan
keberlanjutan di tiap negara adalah sama dengan tujuan di tingkat global.
Tetapi cara mencapainya harus memperhatikan kondisi budaya dan perspektif
lokal,” ujar Presiden saat membuka acara “The 17th Assembly Meeting of
International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSA) Working Group
on Environmental Auditing (WGEA)”, akhir bulan lalu.
Itulah mengapa, Kelompok
usaha TSE juga memiliki tujuan keberlanjutan dengan tetap memerhatikan konteks
sosial dan ekonomi di Papua. Kelompok usaha TSE akan terus berkomitmen dalam
memproduksi minyak kelapa sawit berkelanjutan dan bertanggung jawab termasuk
pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Yang terpenting adalah
bagaimana kami tetap memberikan manfaat positif bagi lingkungan dan
berkontribusi terhadap seluruh pemangku kepentingan, membangun SDM lokal,
membantu kondisi ekonomi dan sosial daerah, menghormati budaya lokal, serta
memastikan kebutuhan nasional dan global dengan minyak kelapa sawit berkualitas
tinggi,” tambah Dwiana.
Tentang
Kelompok Usaha TSE
Kelompok usaha TSE
merupakan tiga perusahaan berbadan hukum di Indonesia yang bergerak di bidang
usaha perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit dengan kantor pusat di
Papua. Sejak tahun 1995, Kelompok usaha TSE memulai bisnis kelapa sawit di
Papua atas permintaan Pemerintah Daerah. Kondisi infrastruktur saat itu masih
minim, namun Kelompok usaha TSE dapat berkembang baik dan juga menjadi pihak
pertama yang berkontribusi dalam pembangunan jalan Trans-Papua.
Sesuai dengan visi dan
misi untuk menjadi perusahaan berkelas global, Kelompok usaha TSE berkomitmen
untuk terus membangun sistem manajemen perkebunan yang efektif dan efisien,
termasuk pelestarian lingkungan lewat program "No Deforestation, No peat
and No Exploitation". Selain itu, Kelompok usaha TSE juga menciptakan
sistem dan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan SDM melalui seleksi dan
program pelatihan serta pengembangan yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, Kelompok
usaha TSE Sebagai perusahaan juga terus menjaga hubungan yang harmonis dan
saling membangun dengan Pemerintah Daerah maupun masyarakat setempat, serta
terus aktif dalam kegiatan pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
Papua.[Rls]