-->

Danrem 011/LW: Menjaga NKRI, Juga Tugas Seluruh Mahasiswa

14 November, 2016, 20.49 WIB Last Updated 2016-11-14T13:51:15Z
LHOKSEUMAWE - Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Dedy Agus Purwanto, SH, mengatakan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia  (NKRI), bukan hanya tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) semata, melainkan juga tugas seluruh rakyat Indonesia. Termasuk didalamnya para mahasiswa Generasi muda yang dituntut untuk ikut andil menjaga NKRI sampai titik darah penghabisan.

Hal tersebut dikatakan Danrem 011/Lilawangsa, saat memberikan sosialisasi arahan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kepada 300 peserta terdiri dari 270 orang Mahasiswa/i Universitas Negeri Politeknik Lhokseumawe dan 30 orang tamu undangan, bertempat di Aula Kampus Politeknik, Senin (14/11/2016), Desa Alu Raya, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe.

Lebih lanjut, di depan ratusan mahasiswa, Danrem 011 mengatakan Tentara Nasional Indonesia tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya tanpa bantuan seluruh komponen rakyat.

“Kekuatan TNI yang sejati adalah apabila bersama-sama dengan rakyat yaitu para pemuda dan mahasiswa bersama-sama menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya.

Prespektif Ancaman Yang Dialami Bangsa Indonesia Saat Ini

Danrem menjelaskan tentang prespektif ancanan yang dialami bangsa Indonesia saat ini yaitu diawali dengan Pick Oil Theory oleh Naeroky dimana produksi minyak mulai menurun tahun 2080 (80-an) dan menyebabkan gaya hidup berubah lebih instan dan turunnya produksi minyak menyebabkan krisis ekonomi dan depresi ekonomi. Depresi ekonomi pasiti sebanding dengan meningkatnya kejahatan dan konflik dan bermula pada persaingan global.

Bahkan Presiden Sukarno pernah mengingatkan “Suatu saat kelak negara-negara akan iri atas kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dan bukan suatu kebetulan Presiden Joko Widodo pada saat disumpah beliau mengatakan  “Kaya akan sumber daya alam justru bisa  menjadi petaka buat kita “.

Hal ini dipicu lagi dengan berbagai ancaman yang harus benar-benar kita perhatikan, baik itu gangguan keamanan, ancaman pertahanan, persaingan ekonomi, dan ancaman bahaya narkoba, dan itu adalah fenomena gunung es, setiap tahun 15 ribu orang yang kena narkoba meninggal dunia. Kita ketahui bersama bahwa fenomena gunung es pasti dibawahnya lebih besar.

“Hampir setiap saat kita mendengar laporan dari BNN dan Kepolisian dengan menangkap sekian kilo sabu dan itu transitnya di Malaysia. Sampai sekarang BNN belum bisa menembus ke Malaysia karena tidak diizinkan,” jelas Kolonel Dedy Agus Purwanto.

Danrem menegaskan, pasti semua kejadian dalam negeri akan dimanfaatkan untuk menggoyang Indonesia, karena Indonesia kaya akan sumber  pangan, air, dan energi melimpah di Indonesia menjadikan Invisible Hands yang melemahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sehingga pertumbuhan ekonomi kita  meningkat dan inilah yang ditakuti bangsa lain, maka kita harus mengantisipasi upaya pihak luar yang berkeinginan untuk mencegah kita maju, karena menurut mereka bila kita maju akan bisa menjadi super power penguasa Asia.

“Inilah penyebabnya sehingga kita selalu diganggu,” pungkas Danrem.

Diakhir sosialisasi, juga dilakukan tanya jawab oleh peserta. Hadir dalam sosialisasi tersebut antara lain Direktur Politeknik, Purek  I dan III, Para Dosen, Kasiter Korem 011/LW, Pasi Komsos Rem, Pasi Log Rem, Wadandenpom, Mahasiswa/i Politeknik.[Rjl]
Komentar

Tampilkan

Terkini