LHOKSEUMAWE
- Sebanyak 900 orang Mahasiswa Provinsi Aceh, terdiri dari 600 orang
Mahasiswa/i Universitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Negeri Malikussaleh
(Unimal) Lhokseumawe, dan 300 orang Mahasiswa/i Universitas Negeri Politeknik
Lhokseumawe, sangat antusias mengikuti pengarahan paparan Panglima TNI, Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo, bertema "Membangun Ketahanan Ekonomi Nasional".
Paparan
pengarahan Panglima TNI tersebut disampaikan Panglima Kodam Iskandar Muda,
Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Tatang Sulaiman, melalui Komandan Korem (Danrem)
011/Lilawangsa, Kolonel Inf Dedy Agus Purwanto, SH, di tempat terpisah, Selasa
(15/11/2016), Gedung Olahraga (Goor)
Unimal Cunda dan Aula Politeknik Bukit Rata, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe,
Senin (14/11/2016) kemarin.
Dihadapan
ratusan orang mahasiswa dan tamu undangan, Komandan Korem (Danrem)
011/Lilawangsa, Kolonel Inf Dedy Agus Purwanto, SH, menyampaikan paparan pengarahan
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan prespektif ancaman yang
dialami bangsa Indonesia saat ini yaitu ancanam diawali dengan Pick Oil Theory
oleh Naeroky dimana produksi minyak mulai menurun tahun 2080 (80 an) dan
menyebabkan gaya hidup berubah lebih instan dan turunnya produksi minyak
menyebabkan krisis ekonomi dan depresi ekonomi. Depresi ekonomi pasiti
sebanding dengan meningkatnya kejahatan dan konflik dan bermula pada persaingan
global.
Bahkan
Presiden Sukarno pernah mengingatkan “Suatu saat kelak negara negara akan iri
atas kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dan bukan suatu kebetulan Presiden
Joko Widodo pada saat disumpah beliau mengatakan “Kaya akan sumber daya alam justru bisa menjadi
petaka buat kita“.
Hal
ini dipicu lagi dengan berbagai ancaman yang harus benar-benar kita perhatikan,
baik itu gangguan keamanan, ancaman pertahanan, persaingan ekonomi, dan ancaman
bahaya narkoba. Itu adalah fenomena gunung es, setiap tahun 15 ribu orang yang
kena narkoba meninggal dunia. Kita ketahui bersama bahwa fenomena gunung es
pasti dibawahnya lebih besar.
“Hampir
setiap saat kita mendengar laporan dari BNN dan kepolisian. Dengan menangkap
sekian kilo sabu dan itu transitnya di Malaysia, dan sampai sekarang BNN belum
bisa menembus ke Malaysia karena tidak diizinkan,” jelas Kolonel Dedy Agus
Purwanto.
Danrem
menegaskan, pasti semua kejadian dalam negeri akan dimanfaatkan untuk
menggoyang Indonesia, karena Indonesia kaya akan sumber pangan, air, dan energi melimpah di Indonesia
dan menjadikan Invisible Hands yang melemahkan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita
meningkat dan inilah yang ditakuti bangsa lain.
“Kita
harus mengantisipasi upaya pihak luar yang berkeinginan untuk mencegah kita
maju, karena menurut mereka bila kita maju akan bisa menjadi super power
penguasa Asia, inilah penyebabnya sehingga kita selalu diganggu,” terang Danrem.
Selain
itu, tambah Danrem 011, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan hanya tugas Tentara Nasional
Indonesia (TNI) semata, melainkan tugas seluruh Rakyat Indonesia, termasuk
didalamnya para mahasiswa generasi muda yang dituntut untuk ikut andil menjaga
NKRI sampai titik darah penghabisan. Selain itu, Tentara Nasional Indonesia
(TNI) tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya tanpa bantuan seluruh
komponen rakyat.
“Kekuatan
TNI yang sejati adalah apabila bersama-sama dengan rakyat yaitu para pemuda dan
mahasiswa bersama-sama menjaga keutuhan NKRI,”
tegas Kolonel Dedy Agus Purwanto.
Pengarahan
paparan Panglima TNI tersebut dihadiri antara lain Bupati dan unsur Muspida
Kabupaten Aceh Utara, Walikota dan unsur Muspika Lhokseumawe, Kasiter Korem
011/LW, Kajari Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, perwakilan Dandim 0103/Aut,
Kapolres Aceh, DPRK Aceh Utara dan Lhokseumawe, Direktur Politeknik, Purek I dan III, Para Dosen, Kasiter Korem 011/LW,
Pasi Komsos Rem, Pasi Log Rem, Wadandenpom, Mahasiswa/i Negeri Unimal dan Negeri Politeknik, dan para
tamu undangan yang hadir.[Rjl]