ACEH
UTARA - Setiap tahun masyarakat Desa Matang Raya Timu yang
berjumlah ratusan KK, menjadi korban langganan banjir. Saat hujan turun, masyarakat
harus mengalami kerugian akibat banjir karena kerusakan yang terjadi di anak
sungai Matang Raya Timu.
Warga Desa Matang Raya Timu,
Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara meminta pemerintah daerah setempat agar
membangun tanggul pembuang dan normalisasi sepanjang 1200 meter yang melintasi
sepanjang desa tersebut segera mungkin dilakukan pekerjaannya, mengingat setiap
tahun desa itu mengalami banjir
"Kami sangat berharap
agar anak sungai yang ada di Desa Matang Raya segera mungkin untuk dilakukan
normalisasi. Anak sungai itu juga sudah mengalami pendangkalan dan kita meminta
untuk segera dilakukan normalisasikan oleh pemerintah dikarenakan apabila tidak
dinormalisasi selalu mengakibatkan banjir," kata Kepala Desa Matang Raya
Timu, Mukhtar kepada wartawan, Selasa (11/10/2016).
Seandainya saluran
pembuang itu dapat digunakan, kata dia, maka 85 hektar petani sawah di Desa
Matang Raya Timu bisa mendapatkan hasil panen yang lebih baik. Selain itu,
saluran tersebut juga berfungsi di saat banjir air bisa cepat surut.
“Selain Desa Matang Raya
Timu, Desa Matang Kelayu Kecamatan Baktia juga sangat memerlukan normalisasi
tersebut. Sebab ada sekitar 140 hektar sawah yang ada di desa yang berbatasan
dengan Kecamatan Seunuddon tersebut,” terang Geuchik Mukhtar.
Oleh karena itu, ia
meminta Pemprov Aceh maupun pemerintah Kabupaten Aceh Utara harus mencairkan
anggaran untuk normalisasi bagi masyarakat, agar tidak lagi menjadi langganan
banjir dan dapat menghidupkan kemakmuran masyarakat di dua desa tersebut.
"Sesungguhnya
permintaan warga untuk melakukan normalisasi sungai di Desa Matang Raya Timu dan
Matang Kelayu segera mungkin dilakukan demi kemakmuran petani," harapnya.
“Kepada pemerintah, agar
dapat membantu pembangunan itu, disebabkan desa kami masih dalam katagori desa tertinggal. Degan adanya pekerjaan itu,
maka program penunjang ekonomi masyarakat lainnya dapat terlaksana sebaik
mungkin.[Rls]