KOMERING
ULU -
Istri melawan suami, atau sebaliknya suami melawan istri, biasanya terjadi di
kehidupan rumah tangga.
Bagaimana dengan urusan
politik? Itu bisa juga terjadi. Itu terbukti di Desa Kebun Jati Kecamatan
Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), dalam perheletan Pemilihan
Kepala Desa (Pilkades) serentak yang digelar hari ini, Senin (10/10/2016).
Ya, pelaksanaan Pilkades
di Desa tersebut tergolong unik. Dimana sepasang suami istri
"bertarung" dalam pesta demokrasi lokal. Adalah A Haris dan Martini,
sepasang suami istri yang maju sebagai kandidat Kades Kebun Jati.
Itu terjadi lantaran tidak
ada calon lain yang mencalonkan diri sebagai Kades. Agar pilkades sah dengan
syarat minimal ada dua calon, ya mereka maju. Martini sebagai incumbent, dan
suaminya A. Haris ‘didaulat’ sebagai penantang.
“Entahlah, mungkin tak ada
yang berani maju. Padahal, waktu kades (Martini,red) mengundurkan diri, dia
sempat mengajak warga lain siapa yang mau maju,” ulas Marasbi, Pjs Kades Kebun
Jati, kepada RmolSumsel Senin petang.
Namun memang menurut dia,
wajar jika incumbent dalam hal ini Kades Martini tidak mempunyai calon lain
yang berani melawannya. Ini dikarenakan, di masa periode kepemimpinannya
sebelumnya, Martini dipandang bagus dan diterima masyarakat. Dia juga tidak
punya musuh, dan dalam bermasyarakat tidak berubah, baik semasa jadi kades
ataupun saat dirinya mengundurkan diri.
“Jadi saya rasa masyarakat
juga sadar, untuk apa maju karena tidak mungkin bisa mengalahkan Martini.
Masyarakat (pemilih) juga sadar untuk apa pilih yang lain, karena bisa saja tidak
sesuai dengan keinginan,” katanya.
Nah, karena tak ada yang
berani maju itulah, akhirnya dipasang suami Martini yakni A. Haris sebagai
lawannya, agar Pilkades sah. “Kalau
periode sebelumnya bisa calon tunggal, tapi sekarang sesuai aturan baru, tidak boleh.
Harus ada lawan,” paparnya.
Berdasarkan hasil
penghitungan suara yang ditutup siang, disampaikan Marasbi, Martini berhasil
unggul dari suaminya dengan meraup 358 suara dari total 536 mata pilih.
Sementara suaminya, hanya mendapat 35 suara. Sedangkan yang blanko kosong, ada
15.
Sementara itu, dibincangi
di kediamannya, Martini kelahiran 17 Agustus 1972 ini yang telah mempunyai tiga
anak, mengaku biasa-biasa saja dalam menjalankan tugas sebagai kades selama
ini. Hal tersebut ia tuturkan menjawab pertanyaan portal ini mengenai perihal
kepemimpinannya yang dipandang bagus oleh masyarakat desa setempat.
“Saya menjalankan tugas
apa adanya, Mensejahterakan masyarakat apa adanya,” kata Martini yang mengaku
bukan asli berasal dari desa Kebun Jati, melainkan berasal dari Desa Pusar
Kecamatan Baturaja Barat.
Saat kecil pun ia mengaku
tak terpikirkan bakal menjadi Kades, apalagi sampai dua periode seperti
sekarang. Ditanya apakah pada periode ketiga nanti bakal nyalon lagi, Martini
mengaku belum tahu dan belum terpikirkan.
“Yang jelas, saya akan
meneruskan pembangunan desa ini dan mensejahterahkan masyarakat sini,” imbuhnya
sembari mengaku telah banyak pembangunan
menggunakan dana desa yang ia bangun di desanya itu.[RMOL]