IST |
LintasAtjeh.com - Allah SWT Berfirman dalam
Surat An-Nisaa' Ayat 34 "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita..." Berdasarkan ayat ini maka kaum laki-laki diberikan kekuatan
berupa fisik, otak, dan hati yang lebih pantas sebagai seorang pemimpin.
Ironisnya, jaman sekarang
ini sebagian dari kaum laki-laki telah kehilangan wibawa di mata istri,
sehingga muncul sindiran yang berjudul 'Ikatan Suami Takut Isteri (ISTI). Tak
pelak sebagian pejabat di negeri ini, juga telah terjangkit virus takut
terhadap istri. Perilaku seperti itu sangat berbahaya bagi sang pejabat
tersebut, apalagi jika sang istri kurang iman serta moralnya dalam mengabdikan
diri kepada Bangsa dan Negara.
Sebab, sifat manusia yang
sedang berkuasa cenderung ingin menumpuk harta dan kekayaan serta menyalahgunakan
kekuasaan (abuse of power). Apalagi, yang tidak tahan terhadap godaan syaitan.
Maklum, meski awalnya sang suami adalah sosok yang jujur dan amanah, tapi lama
kelamaan bisa menjadi curang dan khianat akibat pengaruh sang istri yang mendampinginya.
Pengaruh istri sangatlah
besar bagi seorang pejabat. Kalau sang istri memiliki sifat yang rakus dan
serakah, maka ia bisa mendorong suaminya untuk menyimpang dari kewenangan
jabatannya. Tak pelak, suami pun terjerumus korupsi jika menuruti istri yang
kemaruk harta dan 'surga dunia'.
Akhirnya, suami melakukan
kejahatan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang diharamkan semenjak era
reformasi. Suap dari mana pun selalu di nanti-nanti. Sebaliknya, bagi pejabat
yang beristri cukup iman dan memiliki moral lumayan, pastilah ia selalu
mencegah suaminya apabila hendak melangkah kedalam kesalahan. Melarang suami
menerima suap dan berbuat korup, karena sadar bahwa jabatan adalah amanah
kepercayaan yang diberikan rakyat serta titipan Tuhan.
Lantas bagaimana dengan sebagian
istri pejabat sekarang ini? Nampaknya, tidak hanya mengatur sang suami, malah
menempatkan dirinya sebagai pejabat. Inilah istri yang lupa daratan dan mabuk
kekuasaan. Suaminya diperalat untuk menyalahgunakan jabatan.
Siapa pun orang yang ingin
mendapat jabatan, harus mendekati sang istri dulu untuk direkomendasikan kepada
suaminya yang menjadi pejabat. Alhasil, suaminya tak bisa menempatkan pejabat
profesional sesuai the right man on the right place (orang yang tepat pada
jabatan yang tepat) akibat hanya menurut sang istri. Terlebih, apabila dia
masuk kategori 'Ikatan Suami Takut Isteri'.
Istri pejabat yang punya
sikap jelek, akan menyuruh suaminya memanfaatkan jabatannya. Keruk kekayaan
sana sini, rebut jabatan di tingkatan mana pun untuk diduduki oleh sanak
keluarga, famili dan kerabatnya. Nepotisme di jabatan politik, ekonomi maupun
jabatan struktural apapun yang menghasilkan keuntungan. Suami tak berdaya
akibat takut istri, jabatannya dibuat barang jualan.
Sesungguhnya, pejabat yang
benar adalah yang berani menegur istrinya tatkala disuruh berbuat korup dan
melakukan KKN. Sebab, suami adalah kepala keluarga sekaligus pemimpin bagi
istrinya, sehingga akan dimintai pertanggungjawaban di dunia maupun di akhirat
kelak.
Tugas utama bagi isteri
adalah mengurus organisasi PKK dan Dharma Wanita sebagai mitra pemerintah dalam
upaya mewujudkan cita-cita organisasi, yaitu terbinanya keluarga yang beriman
dan bertaqwa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju mandiri,
kesetaraan dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan.
Lantas bagaimana dengan
para istri pejabat kita sekarang? Silakan menilai sendiri!
Penulis: Zulfadli Idris Tamiang