IST |
JAKARTA -
Di hampir setiap negara terdapat fenomena kedekatan layanan keuangan dengan
masyarakat dinilai bisa mengentaskan kemiskinan. Hal ini juga sejalan dengan
keinginan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat, salah satunya yaitu dengan
cara mendekatkan jarak antara layanan keuangan dengan masyarakat
Hal tersebut dikatakan Ketua
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, di Hotel JS
Luwasa, Kuningan, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Muliaman menceritakan
pengalamannya beberapa waktu lalu, saat dirinya ke Washington DC untuk
melakukan pertemuan tahunan IMF dan bank dunia. Menurutnya, ternyata tema yang
dibicarakan juga tidak jauh berbeda, yaitu berbicara tentang bagaimana
mendorong industri keuangan menjadi inklusif, bukan eksklusif.
“Sebab kedekatan terhadap
pembiayaan tersebut tidak lepas dari fasilitas pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya. Selama ini OJK terlibat banyak dalam mengkomunikasikan Tax Amnesty,
saya termasuk yang ikut selalu keliling kota di Indonesia, bahkan di ajak ke
luar negeri untuk mengkomunikasikan tentang manfaat dan bagaimana dampaknya
sendiri bagi Industri Jasa Keuangan dan masyarakatnya sendiri,” katanya.
Menurutnya, ini merupakan
tugas dan cita-cita pemerintah yang sangat bersinggungan dengan tugas-tugas
OJK. Oleh sebab itu kami selalu intens, bagaimana mendekatkan layanan keuangan
tersebut.
Ia menyebutkan, jika ada
jarak yang jauh antara modal itu akan susah, tapi jika jaraknya dekat
orang-orang bisa berusaha, sehingga ketika seseorang bisa berusaha tentu dia
akan terhindar dari kemiskinan.
"Oleh karena itu
akses keuangan dan terbukanya layanan keuangan yang luas harus terus digalakan.
Khususnya di desa-desa, dan di pulau-pulau terpencil serta di daerah Indonesia
bagian timur, menurut saya itu bisa lebih diprioritaskan,” tandasnya.