![]() |
Rumah Ponari (IST) |
JOMBANG
-
Masih ingat dengan si dukun cilik Ponari? Ya, pada 2009 bocah asal Dusun
Kedungsari, Desa Balungsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur,
ini benar-benar membuat heboh. Tak hanya di Jombang, kesaktian Ponari juga
kondang hingga seantero Nusantara.
Bagaimana tidak, berbekal
batu sakti yang konon ditemukan saat muncul petir menggelegar, bocah yang saat
itu masih duduk di bangku kelas IV sekolah dasar ini mendadak tenar. Ribuan
warga berbondong-bondong membanjiri kediamannya hanya mencari berkah bagi
kesehatannya.
Tak dimungkiri, hal
tersebut memberikan dampak yang luar biasa dari sisi sosial keluarga Ponari.
Tingginya animo warga yang datang ke tempat praktik pengobatan Ponari kala itu
membuat penghasilannya meningkat drastis. Rumor yang beredar, anak dari
Mukarromah ini mampu menghasilkan uang hingga miliaran rupiah melalui praktik
pengobatannya itu.
Namun kini, kondisi
tersebut justru seakan berbanding terbalik. Nama besar Ponari si dukun cilik
yang begitu kondang sekarang meredup. Pamor batu sakti itu kini tak lagi
dilirik warga.
"Masih mengobati,
namun sekarang sudah sepi, tidak seperti dulu lagi. Kadang ada pasien, kadang
tidak," ungkap Ponari saat ditemui awak media, Kamis (6/10/2016).
![]() |
Ponari (kiri) dan Ibunya (IST) |
Anak pertama Mukarromah
ini menuturkan, menurunnya minat warga untuk berobat ke tempatnya terjadi sejak
2013. Sedikit demi sedikit, warga mulai meninggalkan praktik pengobatan Ponari.
"Kalau sekarang tidak
tentu. Kadang ada satu atau dua, kadang juga tidak ada sama sekali,"
tambah Ponari sembari memainkan gadget-nya.
Hal itu senada dengan yang
disampaikam Mukarromah. Berdasarkan penuturannya, penghasilan Ponari sebagai
dukun cilik sudah tak sebanyak dulu lagi, bahkan cenderung turun drastis.
"Pendapatan tidak
tentu, karena memang sehari itu tidak mesti ada yang berobat. Tidak seperti
dulu lagi," tutur Mukarromah sambil menggendong anak keduanya yang masih
kecil.
Mukarromah sendiri
menyatakan tak tahu persis berapa rupiah yang didapat dari hasil praktik
pengobatan anaknya kala itu. Sebab, minimnya pengetahuan membuat Mukarromah
memilih memasrahkan semua uang hasil pengobatan kepada saudaranya untuk
ditabung di bank.
"Semuanya saudara
yang urus, termasuk menabung ke bank. Saya tidak tahu dapatnya berapa,"
terangnya.
Semua penghasilan tersebut
lantas digunakan Mukkaromah untuk membeli tanah dan rumah yang kini ditempati.
Hanya, saat ini ia sudah tak memiliki tabungan. Untuk kebutuhan hidup, keluarga
Ponari hanya mengandalkan hasil dari mengolah lahan yang dibelinya dengan uang
praktik pengobatan dulu.
"Sebagian sawahnya
disewakan tidak digarap sendiri memang," paparnya.
Lalu, bagaimana dengan
kesibukan Ponari saat ini? Mukarromah mengatakan bahwa bocah pemilik batu ajaib
itu kini lebih banyak berdiam diri di rumah. Ia tak lagi mau melanjutkan
pendidikan. Entah apa alasannya, namun Ponari lebih memilih berada di rumah
ketimbang masuk sekolah.
"Tidak mau sekolah
lagi, tidak tahu kenapa, mungkin malu. Keinginan kami ya harus sekolah lagi
kalau bisa," harap Mukarromah.[Okezone]