![]() |
IST |
JIKA
kita membuka lagi lembaran sejarah terutama pada bab penyebaran agama Islam di
Indonesia, pasti akan menemukan sebuah nama yang bisa dibilang sebagai tokoh
kontroversial. Sosok satu ini awalnya dikenal sebagai penyebar Islam, namun ia
melakukan kesalahan besar dan akhirnya harus dijatuhi hukuman mati. Kamu tentu
tahu siapa tokoh yang hidup se-zaman dengan para Walisongo ini. Ya, ia adalah
Syeh Siti Jenar atau yang dipanggil juga dengan Syeh Lemah Abang.
Sosok satu ini selama
beradab-abad selalu lekat dengan kontroversi. Hal tersebut tak lain ajarannya
soal Manunggaling Kawula Gusti yang
dianggap sangat menyesatkan oleh para wali. Manunggaling
Kawula Gusti adalah sebuah ajaran yang menekankan soal penyatuan Tuhan
dengan hambanya. Dalam konteksnya, Syeh Siti Jenar menganggap dirinya Tuhan dan
sebaliknya. Bagi Walisongo tentu ini adalah hal yang mengerikan untuk diketahui
masyarakat dan berpotensi menimbulkan kesesatan massal.
Para wali pun tak punya
pilihan selain mengeksekusi Syeh Siti Jenar agar ajaran sesatnya tidak menyebar
meluas dan merusak akidah. Kematian ini sendiri mengingatkan banyak orang
tentang Al-Hallaj yang juga dieksekusi karena ajarannya yang mirip-mirip dengan
Syeh Siti Jenar.
Siapa
Syeh Siti Jenar?
Soal asal usul Syeh Siti
Jenar, hal tersebut adalah sesuatu yang masih samar hingga hari ini. Tidak
benar-benar diketahui dari mana asal sang sufi ini, tapi yang jelas ia tidak
lahir di Indonesia. Syeh Siti Jenar diperkirakan berasal dari Timur Tengah
entah Baghdad atau Persia, kemudian datang ke Jawa tepatnya di jepara untuk
mengajarkan Islam.
Soal keluarga dan
keturunan Syeh Siti Jenar, tak pernah diketahui dengan jelas siapa mereka.
Namun, soal ayah, ada yang mengatakan jika Syeh Siti Jenar berbapak seorang
wali. Bahkan kalau bicara garis keturunan, Syeh Siti Jenar ternyata masuk dalam
nasab Nabi Muhammad melalui Jalur Imam Husain. Tapi, soal itu ada baiknya
dikaji lebih lanjut.
![]() |
IST |
Ajaran
Menghebohkan Syeh Siti Jenar
Hampir semua literatur
yang pernah menuliskan cerita Syeh Siti Jenar, sepakat soal sang sufi yang
memang dikatakan mengajarkan aliran sesat. Manunggaling Kawula Gusti, ajaran
ini selalu lekat beriringan dengan nama sang Syeh. Manunggaling Kawula Gusti
secara arti adalah penyatuan Tuhan dengan hambanya.
Ada banyak cerita lain
sebenarnya soal ini. Salah satunya adalah tentang ajaran tersebut yang ternyata
adalah pelajaran Makrifat atau semacam tingkatan ketauhidan tinggi. Sebagian
orang mengatakan jika Syeh Siti Jenar mengajarkan ajaran yang terlalu tinggi
ketika masyarakat Jawa masih sangat awam soal Islam. Kemudian dari sini
dikhawatirkan para wali akan terjadi misunderstanding yang bisa menyesatkan
umat. Apalagi katanya Syeh Siti Jenar selalu mempersonifikasikan dirinya
sebagai Tuhan.
Kematian
Syeh Siti Jenar
Mendengar kabar soal Syeh
Siti Jenar, para walisongo pun gempar dan langsung berembuk untuk mencari jalan
keluarnya. Setelah melakukan diskusi mendalam, diputuskan bahwa Syeh Siti Jenar
harus dihukum mati. Ajarannya sangat membahayakan umat dan bisa menggiring ke
arah kesesatan.
Kalau menurut beberapa
buku, eksekusi ini dilangsungkan di halaman Masjid Agung Cirebon dengan sang
eksekutor adalah Sunan Kalijaga. Menggunakan keris, Syeh Siti Jenar dihukum
mati dan inilah babak akhir dari hidup sang sufi. Soal makam, tidak diketahui
secarap pasti di mana tempat Syeh Siti Jenar dikubur. Ada yang bilang Jepara,
ada juga yang mengatakan Tuban.
Misteri
Kematian Syeh Siti Jenar
Ada satu cerita misterius
soal prosesi eksekusi Syeh Siti Jenar. Ketika itu dikisahkan kalau sang sufi
ini tak langsung mati begitu keris dibenamkan dalam tubuhnya. Berulang kali
ditusukkan, Syeh Siti Jenar seolah tak bisa mati.
Pertama ditusuk dengan
keris, tubuh Syeh Siti Jenar seolah berubah sama kerasnya seperti besi. Lalu
ditusuk lagi, tubuh Syeh Siti Jenar malah menghilang. Kejadian demi kejadian
terus terjadi. Hingga yang terakhir, sang sufi pun benar-benar meninggal dunia.
Banyak orang yang selama
ini mengasumsikan Syeh Siti Jenar sebagai sosok yang sesat dan membahayakan.
Tapi, ada juga pihak-pihak yang membela dengan mengatakan banyak hal. Misalnya
soal pengkaburan cerita dan lain sebagainya. Sosok Syeh Siti Jenar sendiri
adalah hal yang masih butuh rujukan, sehingga untuk bisa mempercayai mana
cerita yang benar kita harus melakukan pengkajian dalam.[Boombastis]