
Berikut hasil wawancara
langsung dengan Ketua Fokus GEMPAR, Sirathallah atau Sirath panggilan akrabnya
di sebuah warung kopi di daerah Luengbata, Banda Aceh, Selasa (25/10/2016).
( S ) : Sirath
( W ) : Wartawan Lintas
Atjeh
( W ) : Bagaimana
ceritanya Abg bisa mendampingi para keuchik yang diberhentikan itu?
( S ) : Saya mulai
merespon beberapa hari setelah untuk pertama kalinya para keuchik beraudiensi
ke DPRK Banda Aceh. Saat ini saya menyindir Pemerintah Aceh Besar yang tidak
merespon terhadap sikap rakyat, karena saya yakin ada sebab akibat.
( W ) : Bagaimana
ceritanya Abang bertemu para keuchik?
( S ) : Setelah pertemuan
kedua para keuchik dengan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk memberikan dokumen
dukungan, saya melihat ini persoalan serius sehingga mencoba mengatur waktu
untuk bisa beraudiensi dengan 5 perwakilan keuchik pada saat itu bersama 3
Pengurus Fokus GEMPAR.
( W ) : Apa yang
dibicarakan dalam audiensi itu?
( S ) : Kami mencoba
menggali informasi bagaimana hal ini bisa terjadi. Kita mendengar bahwa para
Keuchik dan Tuha Peut sebagai perwakilan masyarakat mencoba mengusulkan bahwa
Darul Imarah mendukung bila dirasa perlu menjadi bagian Ibukota. Hai ini tentu
saja saya pikir terjadi karena
"trust".
( W ) : "Trust"
maksudnya?
( S ) : Yaa, artinya
mungkin saja kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sudah pudar, tentu saja
ada alasan, bisa jadi karena perhatian dari sisi pembangunan yang sangat minim
biasanya.
( W ) : Lalu bagaimana proses
pendampingan sampai saat ini?
( S ) : Beberapa hari
kemudian para Keuchik di ultimatum oleh Pemkab Aceh Besar untuk mencabut
dukungan tersebut. Para Keuchik mengundang kita dalam rapat terbatas untuk
meminta saran dan masukan terkait persoalan.
( W ) : Sampai kemudian diberhentikan?
( S ) : Benar, saya menduga
pemberhentian ini karena pemerintah merasa tidak dihargai. Dari 32 keuchik
Darul Imarah hanya 28 Keuchik diberhentikan karena tidak menghadiri undangan bupati.
Sedangkan yang hadir tidak diberhentikan. Tentu saja kami sampaikan bahwa
pemberhentian ini in prosedural.
( W ) : Bagaimana upaya
selanjutnya?
( S ) : Pertama, kita
sudah sampaikan persoalan ini kepada 4 anggota DPRK untuk pertanyakan kepada
Bupati terkait kebijakan yang melanggar regulasi dan berdampak negatif dalam
masyarakat, namun belum ada respon yang menggembirakan.
Kedua, kita juga bersama
para keuchik melaporkan para penjabat baru yang tidak maksimal menjalankan
pemerintahan desa sehingga pelayanan masyarakat terhambat.
Untuk upaya lain kita
sudah sarankan juga kepada keuchik. Kita hanya mendampingi dan memberi masukan
jika diminta.
( W ) : Akhirnya bagaimana
Fokus GEMPAR melihat persoalan ini?
( S ) : Artinya pemimpin
dalam mengambil sikap kebijakan yang berdampak langsung bagi rakyat, bisa
menganalisa dampak dan akibat secara konfrehensif. Tidak mengedepankan
emosional yang akhirnya hanya menunjukkan kebodohan kita saja.
( W ) : Terima kasih
banyak Bang Sirath atas waktunya, semoga Fokus GEMPAR terus mendampingi orang
terdzalimi untuk mendapatkan keadilan.
( S ) : Pasti, karena
untuk itulah Fokus GEMPAR ini hadir.[DW]