-->

Kiprah Fokus GEMPAR Untuk Para Keuchik Terdzalimi

25 Oktober, 2016, 22.56 WIB Last Updated 2016-10-25T15:57:00Z

ACEH BESAR - Masih hangat dengan persoalan pemberhentian 28 Keuchik Darul Imarah, Fokus GEMPAR selama ini terus bersuara dan dikabarkan turut mendampingi para keuchik dalam mengurai benang kusut indikasi ketidakadilan yang dipertontonkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

Berikut hasil wawancara langsung dengan Ketua Fokus GEMPAR, Sirathallah atau Sirath panggilan akrabnya di sebuah warung kopi di daerah Luengbata, Banda Aceh, Selasa (25/10/2016).

( S ) : Sirath
( W ) : Wartawan Lintas Atjeh

( W ) : Bagaimana ceritanya Abg bisa mendampingi para keuchik yang diberhentikan itu?

( S ) : Saya mulai merespon beberapa hari setelah untuk pertama kalinya para keuchik beraudiensi ke DPRK Banda Aceh. Saat ini saya menyindir Pemerintah Aceh Besar yang tidak merespon terhadap sikap rakyat, karena saya yakin ada sebab akibat.

( W ) : Bagaimana ceritanya Abang bertemu para keuchik?

( S ) : Setelah pertemuan kedua para keuchik dengan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk memberikan dokumen dukungan, saya melihat ini persoalan serius sehingga mencoba mengatur waktu untuk bisa beraudiensi dengan 5 perwakilan keuchik pada saat itu bersama 3 Pengurus Fokus GEMPAR.

( W ) : Apa yang dibicarakan dalam audiensi itu?

( S ) : Kami mencoba menggali informasi bagaimana hal ini bisa terjadi. Kita mendengar bahwa para Keuchik dan Tuha Peut sebagai perwakilan masyarakat mencoba mengusulkan bahwa Darul Imarah mendukung bila dirasa perlu menjadi bagian Ibukota. Hai ini tentu saja saya pikir terjadi karena  "trust".

( W ) : "Trust" maksudnya?

( S ) : Yaa, artinya mungkin saja kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sudah pudar, tentu saja ada alasan, bisa jadi karena perhatian dari sisi pembangunan yang sangat minim biasanya.

( W ) : Lalu bagaimana proses pendampingan sampai saat ini?

( S ) : Beberapa hari kemudian para Keuchik di ultimatum oleh Pemkab Aceh Besar untuk mencabut dukungan tersebut. Para Keuchik mengundang kita dalam rapat terbatas untuk meminta saran dan masukan terkait persoalan.

( W ) : Sampai kemudian diberhentikan?

( S ) : Benar, saya menduga pemberhentian ini karena pemerintah merasa tidak dihargai. Dari 32 keuchik Darul Imarah hanya 28 Keuchik diberhentikan karena tidak menghadiri undangan bupati. Sedangkan yang hadir tidak diberhentikan. Tentu saja kami sampaikan bahwa pemberhentian ini in prosedural.

( W ) : Bagaimana upaya selanjutnya?

( S ) : Pertama, kita sudah sampaikan persoalan ini kepada 4 anggota DPRK untuk pertanyakan kepada Bupati terkait kebijakan yang melanggar regulasi dan berdampak negatif dalam masyarakat, namun belum ada respon yang menggembirakan.

Kedua, kita juga bersama para keuchik melaporkan para penjabat baru yang tidak maksimal menjalankan pemerintahan desa sehingga pelayanan masyarakat terhambat.

Untuk upaya lain kita sudah sarankan juga kepada keuchik. Kita hanya mendampingi dan memberi masukan jika diminta.

( W ) : Akhirnya bagaimana Fokus GEMPAR melihat persoalan ini?

( S ) : Artinya pemimpin dalam mengambil sikap kebijakan yang berdampak langsung bagi rakyat, bisa menganalisa dampak dan akibat secara konfrehensif. Tidak mengedepankan emosional yang akhirnya hanya menunjukkan kebodohan kita saja.

( W ) : Terima kasih banyak Bang Sirath atas waktunya, semoga Fokus GEMPAR terus mendampingi orang terdzalimi untuk mendapatkan keadilan.

( S ) : Pasti, karena untuk itulah Fokus GEMPAR ini hadir.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini