-->

Kenapa Murid Kanjeng Dimas Taat Pribadi Setia, Ini Alasannya?

14 Oktober, 2016, 00.26 WIB Last Updated 2016-10-13T17:26:43Z

IST
MAJALENGKA - AS (40), warga Majalengka yang merupakan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi menunjukkan selembar kertas yang berisi deklarasi kesetiaan menjadi santri padepokan. Dalam deklarasi tersebut, termuat beberapa poin yang harus ditaati semua santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Pada poin pertama, sang murid harus siap menjalankan program-program yang telah ditetapkan guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Kedua, sanggup menjalankan tugas mulia dengan penuh amanah, kejujuran, keterbukaan, keikhlasan dan bertanggung jawab.

Pada poin berikutnyna disebutkan mereka harus berkomitmen melayani masyarakat yang belum beruntung dalam berbagai bidang tanpa membedakan suku, agama, dan ras. Keempat, tunduk dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945 serta pranata dan tatananan yang berlaku di bidang hukum, sosial, agama dan moral.

Kelima, menaati dan menghargai para maha guru dan guru besar yang telah berhasil dalam perjuangan sehingga dana amanah bisa dicairkan. Poin terakhir berbunyi, “Saya akan merendahkan diri saya walaupun nantinya saya sudah menjadi orang yang terhormat,” demikian dikutip dari Kabar Cirebon, Kamis (13/10/2016).

Deklarasi tersebut ditetapkan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi tertanggal 26 Juli 2015. Selembar kertas berlamintaning itu ditunjukkan AS saat diwawancarai di salah satu musala di Kelurahan Majalengka Kulon, Majalengka kemarin.

AS masih meyakini jika mahar yang pernah diserahkannya kepada Dimas Kanjeng, suatu saat akan bisa dicairkan. Tidak begitu jelas apa yang meyakinkannya kalau uang mahar yang telah diserahkannya sebesar Rp6 juta dalam dua tahap akan berlipat hingga Rp50 miliar sesuai janji Dimas Kanjeng.

”Sekitar 70 persen, saya masih meyakini uang mahar akan cair pada saatnya,” kata AS.

Dia menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi pada 2014 karena diajak oleh seseorang bernama Ubed asal Cirebon, yang sudah terlebih dahulu masuk dan menjelaskan kalau Dimas Kanjeng mampu mendatangkan berbagai mata uang hingga jumlah tak terhingga serta beragam perhiasan emas dan berlian.

Setelah tiga kali mendapat penjelasan, akhirnya AS bersedia datang ke padepokan dengan menyerahkan uang mahar sebesar Rp3,5 juta sesuai level murid. Menurutnya, besaran mahar diberikan sesuai levelnya yakni ada santri terendah, santri kabupaten dengan mahar Rp3,5 juta serta santri provinsi dengan mahar Rp7,5 juta yang nantinya akan berlipat ganda hingga menjadi Rp 1 miliar.

Sayangnya, ia salah menyerahkan mahar yang pertama karena tidak langsung diberikan kepada sekretaris padepokan tetapi kepada oknum.[Okezone]
Komentar

Tampilkan

Terkini