IST |
JAKARTA - Meski belum resmi
ditetapkan oleh KPU DKI Jakarta, hampir semua bakal calon gubernur dan wakil
gubernur sudah mulai rajin blusukan menyapa warga ibu kota. Satu-satunya yang
jarang melakukan kegiatan tersebut adalah calon petahana Basuki T Purnama alias
Ahok.
Ketua DPD Pemantau Kinerja
Aparatur Negara (Penjara) DKI Jakarta Agus Firmansyah mengatakan, fenomena
tersebut disebabkan ruang gerak sang gubernur kini sudah sangat terbatas.
Kemarahan umat Islam akibat
pernyataan kontroversialnya membuat Ahok tak berani turun ke lapangan menyapa
masyarakat.
“Untuk meminimalisasi risiko,
tentunya tim sukses akan lebih memposisikan Djarot (calon Wakil Gubernur Djarot
Saiful Hidayat) berperan lebih banyak untuk berjumpa masyarakat,” ujar Agus,
Minggu (16/10).
Menurut dia, sepantasnya bila tim
sukses dari pasangan incumbent memprioritaskan Djarot yang menyapa publik.
“Walaupun hasilnya pasti tidak
maksimal. Istilahnya, Djarot menyapa publik dengan baik, tapi calon gubernurnya
justru dianggap menciderai hati publik. Sebab tidak bisa dipungkiri umat Islam
di Jakarta masih mayoritas,” tegas dia.
Di sisi lain, Bakal Calon Wakil
Gubernur Djarot Saiful Hidayat, kemarin (16/10), menyusuri bantaran Kali Induk,
Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur.
Kepada warga sekitar, Djarot
menyampaikan solusinya untuk masalah banjir dan penanganan sampah di sungai
tersebut.
Luapan Kali Induk biasa menjadi
penyebab wilayah RW 02 dan 05 Batu Ampar terendam banjir.
Usulan mengeruk Kali Induk untuk
mengurangi banjir, sejauh ini berdasar penilaian Djarot hanya dapat dilakukan
dengan cara manual atau dengan tenaga manusia.
Sebab kondisi di lapangan
menyulitkan akses untuk alat berat. Hampir sepanjang kali yang memiliki panjang
dua kilometer itu dipadati rumah penduduk yang sebagian di antaranya sudah
berupa bangunan permanen.
"Kalau kita masukkan
ekskavator, maka (akan) korbankan banyak bangunan dan jembatan. Kita sepakati
kita lakukan dengan kerja bakti, kita gali (sedimen) dengan manual," kata
Djarot. [JPNN]