![]() |
IST |
"Semua usaha kelapa
sawit nasional melaksanakan sustainability (keberlanjutan) berdasarkan regulasi
nasional," demikian diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO) Hariyadi Sukamdani, Selasa (25/10/2016), kepada redaksi
LintasAtjeh.com dalam siaran persnya.
Menurut Hariyadi, kampanye
hitam yang dilakukan LSM asing terhadap industri kelapa sawit nasional
dilakukan secara serabutan dan menggunakan data yang dicampur antar resmi dan
tak jelas kebenarannya.
"Intinya mereka
mengambil data yang negatif untuk memojokkan industri kelapa sawit
nasional," Hariyadi menuturkan.
Hariyadi menyarankan ke
pemerintah agar memiliki persepsi yang sama mengenai kampanye hitam industri
kelapa sawit nasional, melalui agen yang dilakukan LSM asing, sebagai
pertarungan kepentingan dagang di level global.
Selanjutnya, pemerintah
juga disarankan untuk mencari dan menerapkan instrumen perdagangan sehingga
mampu melawan negara lain yang memberlakukan trade barrier terhadap industri
kelapa sawit.
"Misalnya Indonesia
harus mengurangi impor barang dari negara penentang kelapa sawit lalu
menggantinya dari negara pembeli produksi kelapa sawit Indonesia. Pemerintah
juga harus berani menerapkan kebijakan imigrasi kepada oknum yang menggunakan
visa turis tapi bekerja sebagai LSM asing," ucap Hariyadi.
Hingga saat ini APINDO,
menurut Hariyadi, kampanye negatif yang dilakukan LSM asing terhadap industri
kelapa sawit nasional belum berpengaruh terhadap produktivitas hasil. APINDO
mengimbau agar pemerintah tetap bertindak sesuai kedaulatan Indonesia tanpa
terpengaruh kampanye hitam LSM asing.
"Iklim investasi
untuk industri pengolahan kelapa sawit sampai kini juga masih kondusif,"
ujar Hariyadi.
Salah satu bentuk kampanye
hitam yang dilontarkan LSM asing belum lama ini seperti dilakukan oleh Mighty.
LSM Mighty menuding bahwa pengelolaan perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab
kebakaran hutan di Papua pada tahun lalu.
Berdasarkan penelusuran di
laman resmi LSM Mighty maupun media sosial, diketahui organisasi tersebut
dibentuk oleh Center for International Policy dan bekerjasama dengan Waxman
Strategies, sebuah konsultan politik besutan Henry Waxman mantan Senator
Amerika Serikat.
Data yang dirilis oleh
Kementerian Luar Negeri terkait jumlah dan nama resmi LSM asing yang
beraktivitas di Indonesia, ternyata nama LSM Mighty tidak termasuk LSM asing
yang terdaftar secara resmi beroperasi di Indonesia.[Rls]