IST |
JAKARTA -
Pada Minggu (14/10/2016), komunitas Yahudi yang tergabung dalam The United
Indonesian Jewish Community (UIJC) berkumpul dan berdoa melantunkan kitab Torah
(Bahasa Arab disebut Taurat). Mereka merayakan Hari Sukkot yang juga disebut
Hari Raya Pondok Daun untuk memperingati 40 tahun Israel mengembara di padang
pasir.
Komunitas UIJC dipimpin
oleh Rabbi Benjamin Meijer Verbrugge.
Menurut Rabbi Ben, panggilan akrabnya,
orang keturunan Yahudi hidup dengan tradisi. “Jadi UIJC adalah wadah bagi mereka yang mau
belajar,” kata Rabi Ben kepada Arbi Sumandoyo dari tirto.id yang diundang ke
peringatan Sukkot di Bekasi.
Berikut
petikan wawancara dengan Rabbi Ben tentang orang-orang keturunan Yahudi di
Indonesia:
Berapa
jumlah orang Yahudi di Indonesia saat ini?
Kalau keturunan Yahudi di
Indonesia saat ini ada sekitar 5.000 orang. Kalau orang Yahudi saya estimasi
sekitar 800 orang, ternyata angkanya 2.000 orang.
Apakah
semua beragama Yahudi?
Saya tidak tahu. Mereka
tidak mau menyebutkan. Kalau orang yang beragama Yahudi, mungkin saya taksir
masih di bawah 500 orang. Ini yang ketahuan.
Apakah
Rabbi-nya juga orang Indonesia?
Orang Yahudi kan ada
macam-macam. Biasanya orang Yahudi dan beragama Yahudi, mereka di bawah Rabbi
mentor. Nah di Jakarta ada kelompok lagi dan itu satu organisasi dengan saya,
di bawah Union Operation Judaism. Mereka banyak di sini. Mereka orang bule dan istrinya
orang Indonesia. Biasanya mereka ke Singapura.
Nah, kalau kita memang
suka berkumpul dengan orang sendiri, orang Indonesia. Makan tempenya sama.
Makan tidak usah makanan Eropa. Makan gado-gado. Kalau tidak ada uang, minum
kopi sama pisang goreng. Yang terpenting berkumpul karena kita sedarah.
Bagaimana
Anda bisa menjadi Rabbi?
Saya tadinya berharap
hanya menjadi Rabbi untuk keluarga saya. Tetapi rupanya kalau kita mengundang
Rabbi bule bayarnya mahal. Kasihan. Di kelompok saya ada yang gaji hanya Rp 750
ribu. Ada yang jadi buruh, sehari cuma Rp50 ribu. Akhirnya saya punya panggilan
menjadi Rabbi untuk komunitas ini.
Jadi
dari sekitar 5.000 orang berdarah Yahudi, hanya 500 orang yang menganut agama
Yahudi?
Iya.
Bagaimana
mendapatkan perlengkapan beribadah, kabarnya didatangkan langsung dari Israel
seperti kain yang digunakan?
Kainnya ada dari tiga.
Satu dari wol, kedua dari katun dan ketiga dari akrilik. Itu untuk yang paling
rendah. Barang-barang untuk kelompok kami didatangkan dari Israel. Saya punya
keluarga yang mengurus dan memasoknya. Alhamdulillah tidak ada masalah baik
dari pemerintah ataupun bea cukai.
Ini
kan soal keyakinan, apakah ada upaya untuk menemui pemerintah?
Saya ingin bertemu, namun
tidak mudah. Nampaknya juga lama. Misalnya untuk sertifikat menikah kita masih
menggunakan agama yang diakui, itu sama saja kebebasan semu. Kalau menurut
saya, kalau mau bebas ya berarti disebut Rabbinya. Dia teken sertifikat
menikahnya dan diterima di catatan sipil.
Bayangkan saja, ketika
saya ingin mendirikan paguyuban di sini, lima notaris menolak. Sebenarnya
notaris menolak karena Kementerian Hukum dan HAM menolak kami menggunakan nama
Yahudi. Misalnya menggunakan nama lain,
bisa lain ceritanya.
Apakah
yang terakhir itu alasan Kementerian Hukum dan HAM?
Tetapi kan tidak ada hitam
di atas putih karena kami mengajukan nama terlebih dulu dan kemudian ditolak.
Kapan
Anda mengajukan?
Saya pernah mau mengajukan
tahun 2012, tetapi ada teman-teman yang bilang jangan diajukan demi keamanan.
Jadi antara tahun 2014 dan 2015 saya sudah ajukan.
Bagaimana
sebetulnya sejarah orang-orang Yahudi yang ada di Indonesia?
Penggolongan Yahudi itu
ada tiga kloter. Pertama, mereka pedagang-pedagang yang datang dari Yaman.
Mereka ada Islam dan ada Yahudi. Atau Yaman, Maroko dan Irak masuk ke
Indonesia. Mereka ini kelompok Yahudi Timur Tengah.
Kemudian tahun 1600-an
dari kapalnya Vasco da Gama. Mereka orang Yahudi tetapi menggunakan kalung
salib. Mereka bekerja sama dengan Portugis. Mereka kemudian membantu
orang-orang Yahudi yang dipaksa untuk pindah agama oleh orang Spanyol untuk
mencari tanah.
Kemudian mereka lari ke
India atau ke Malaysia. Mereka membuat kelompok. Mereka menjadi katolik, tetapi
masih Yahudi. Kemudian masuk ke Maluku, sampai ke Biak, lalu ke Timor. Itulah
kemudian ada keturunan Silva atau Dacosta.
Silva
dan Dacosta merupakan marga Yahudi?
Benar. Mereka keturunan
Yahudi. Nah kemudian kloter ketiga waktu VOC masuk. VOC ini diyakini 80 persen
anggotanya merupakan orang Yahudi. Tetapi tidak terlihat. Yahudi adalah orang
bebas. Dia minimal menjadi presiden untuk dirinya sendiri. Mereka tidak
sembahyang dan mereka bisa menggunakan KTP dengan agama lain. Yahudi sekuler
itu 60 peren sampai 70 persen.
Berapa
jumlah orang Yahudi yang sekuler saat ini?
Perhitungan saya dari
kunjungan saya ke sinagog, anggotanya 300 orang. Kalau di Indonesia, grup saya
religius banget. Mereka tidak makan babi. Pegang saja tidak mau. Makan babi
bukan karena dosa tetapi memang tidak baik.
Apakah
larangan itu terkait kesehatan?
Bukan untuk kesehatan,
tetapi Tuhan bilang itu tidak baik. Masalahnya, makanan halal atau kosher itu
banyak yang tidak baik untuk kesehatan. Contohnya rokok. Rokok itu kosher lho.
Halal dia. Tetapi tidak baik untuk kesehatan. Kemudian lemak, orang Yahudi di
Eropa Timur terbiasa menggunakan satu sendok lemak ayam untuk dimakan. Itu kan
tidak baik untuk kesehatan tetapi kosher.
Kapan
komunitas Anda berdiri?
Sebetulnya dulu saya tidak
mau mengurus. Saya hanya mau mengurus 20 orang. Mengurus orang Yahudi itu tidak
gampang. Orang Yahudi itu tidak bisa diatur.
Kenapa?
Bagaimana ya, mereka
memang secara genetis sudah diberikan oleh Tuhan cara bertahan hidup. Makanya
sifat kepemimpinannya ada. Contohnya yang masuk ke Maluku, rata-rata jadi raja.
Kapan
komunitas Yahudi di Indonesia berdiri?
Salah satu contoh,
Indonesian Jews Community. IJC itu kelompok Maurin Hanna sudah ada dari tahun
2005. Mereka punya kelompok sendiri dan saya hormati itu. Kalau UIJC, saya
pernah ke tiga Rabbi, pernah tidak di respect, seperti kurang dihormati. Tetapi
saya tetap ngotot. Masa dari 10 orang Rabbi tidak ada tiga yang baik? Kita
tidak perlu semua Rabbi untuk percaya dengan kita. Kita butuh tiga Rabbi.
Sampai sekarang alhamdulilah selalu bertemu dengan orang seperti itu.
Apa
tujuan IUJC?
Saya hanya lihat mereka
ini mau kemana? Jadi UIJC adalah wadah bagi mereka yang mau belajar. Tetapi
rupanya, keturunan Yahudi yang akan kembali ke Yahudi adalah mereka yang
terpanggil.
Kebanyakan
di komunitas ini keturunan Yahudi?
Iya berdarah Yahudi. Lihat
anak-anak saya, mukanya Tionghoa. Yahudi itu jiwanya mengalir ke darah karena
orang-orang yang kawin dengan orang Yahudi.
Ada
berapa orang Yahudi yang tinggal di Jakarta?
Kalau di kelompok saya ada
sekitar 26 oang. Kalau di Jakarta banyak. Ada ratusan orang Yahudi di Jakarta.
Anda
tadi mengatakan komunitas Yahudi di Indonesia ada di tujuh tempat?
Papua, Ambon, Sulawesi,
Jawa. Kami di Bali juga ada.
Apa
yang membedakan orang Yahudi dengan orang kebanyakan?
Dia hidup dengan tradisi.
Ada tradisi baku seperti ketika baru bangun tidur. Dia akan menyebutkan braka
untuk berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengembalikan jiwanya. Dia cuci
tangan. Jadi Tuhan bukan hanya membersikan tangan saya, tetapi juga jiwa saya.
Saya bangun pagi kemudian
deklarasi. Deklarasi iman saya itu namanya shema Israel. Karena begitu saya
menggunakan kain untuk menutupi, itu kain saya berbicara mengenai Tuhan
menaungi saya. Begitu Tuhan menaungi, apa yang membuat saya takut menghidupi
hidup ini?
Apa
tradisi lainnya?
Di Yahudi ada tradisi
mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya, saat saya sembahyang, saya bisa
batalkan demi menyelamatkan nyawa manusia. Apakah dia musuh, kalau terkapar ya
saya harus tolong. Betapa pun jahatnya dia. Karena saya Yahudi, saya bisa mencintai
orang tanpa memandang agama dan ras.[Tirto.id]