REDELONG – Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh,
mengembangkan kawasan ekosistem esensial (KEE) untuk melindungi keanekaragaman
hayati, khususnya gajah.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bener Meriah Rusli M Saleh di
Redelong, ibu kota Kabupaten Bener Meriah, Selasa, mengatakan, luas kawasan
ekosistem esensial yang dikembangkan ini mencapai 1.000 hektare.
"Kawasan ekosistem esensial ini berada di Kecamatan Pintu
Rime Gayo. Kawasan ini merupakan koridor gajah, beruang, kijang, dan satwa
dilindungi lainnya," kata Rusli M Saleh.
Plt Bupati Bener Meriah mengatakan, pengembangan kawasan
ekosistem esensial ini merupakan solusi mengatasi konflik satwa dilindungi, khususnya
gajah dengan manusia.
"Konflik gajah dengan manusia ini sering terjadi.
Dengan adanya kawasan ekosistem esensial ini diharapkan bisa mengatasi konflik
yang sudah terjadi sejak puluhan tahun silam," kata Rusli M Saleh.
Rusli M Saleh mengharapkan pengembangan kawasan ekosistem
esensial ini akan menjadi proyek percontohan bagi kabupaten/kota lainnya dalam
menyelesaikan konflik satwa dilindungi dengan manusia.
Direktur Bina Pengelolaan Ekosisten Esensial pada Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI Antung Deddy Radiansyah menyambut baik pengembangan 1.000
hektare lahan untuk kawasan ekosistem esensial di Kabupaten Bener Meriah.
"Bener Meriah merupakan satu-satunya kabupaten di
Indonesia yang mengajukan kawasan ekosistem esensial. Kawasan ini nantinya akan
menjadi contoh penyelesaian konflik satwa dilindungi," kata Antung.
Antung Deddy Radiansyah menjelaskan kawasan ekosistem
esensial adalah ekosistem di luar kawasan konservasi.yang secara ekologi
mengandung keanekaragaman hayati yang mencakup ekosistem alami dan buatan yang
berada di dalam dan luar kawasan hutan.
Untuk kawasan ekosistem esensial yang dikembangkan
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, sebut dia, diharapkan akan menjadi solusi
konflik gajah dan manusia yang terjadi sejak puluhan tahun silam.
"Kami berharap kawasan ekosistem esensial ini tidak
hanya dikembangkan Bener Meriah, tetapi juga dilakukan kabupaten tetangga
lainnya. Sebab, jelajah gajah tidak hanya Bener Meriah, tetapi juga meliputi
kabupaten tetangga," kata Antung.
Selain itu, Antung juga mengingatkan bahwa masyarakat yang
ada di kawasan ekosistem esensial tersebut agar diarahkan kepada tanaman yang
bukan menjadi makanan gajah, seperti kemiri dan lainnya.
"Kalau tanaman yang ditanam merupakan makanan gajah,
tentu konfli dengan satwa yang dilindugi ini tetap terjadi. Jadi, perlu
dipikirkan tanaman atau komoditi apa yang ditanam, namaun tidak diganggu
gajah," kata Antung Deddy Radiansyah.
Direktur Bina Pengelolaan Ekosisten Esensial pada Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI Antung Deddy Radiansyah hadir ke Redelong, ibu kota Bener
Meriah, dalam rangka menyosialisasikan kawasan ekosistem esensial.
Sosialisasi turut dihadiri Asisten Ekonomi Pembangunan
Sekretariat Daerah Kabupaten Bener Meriah Drs Mukhlis, Kepala BKSDA Aceh Genman
S Hasibuan, serta para kepala desa dan pemangku kepentingan di kabupaten itu.
Sosialisasi kawasan ekosistem esensian didukung oleh Yayasan
Hutan Alam,dan Lingkungan Aceh (HAkA) bekerja sama The Asia Foundation (TAF)
dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah. Demikian siaran pers yang diterima
Redaksi LintasAtjeh.com, Rabu (19/10/2016). [Red]