IST |
SOLO - Senin,
10 Oktober 2016 mungkin merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Mario Teguh
sebagai hari ia akhirnya mengakui Ario Kiswinar sebagai anaknya.
Meski sebelumnya Mario Teguh sempat bersikukuh bahwa
Ario adalah bukan darah dagingnya, namun kini Mario nampaknya telah berbesar
hati.
Berikut ini klarifikasi yang ditulis Mario melalui akun
Facebook miliknya.
Saya Mario
Teguh tidak pernah tidak mengakui Kiswinar sebagai anak yang dilahirkan di
dalam pernikahan saya dulu dengan Ibu Aryani.
Akte
kelahiran adalah dokumen sah negara yang menyatakan hal itu, dan saya tidak
pernah menolaknya sampai saat ini.
Dalam
pernikahan itu saya menunggu dan merindukan anak, sampai-sampai saya bernazar
bahwa jika Ibu Aryani mengandung, saya akan naik ke atap rumah dan berkokok
seperti ayam jago.
Bisa
dibayangkan kebahagiaan saya saat seorang anak lahir sesuai dengan doa dan
harapan saya kepada Tuhan.
Saya
merawatnya sejak bayi seperti saya merawat adik-adik saya, sebagaimana yang
diajarkan oleh ayahanda saya. Di dalam keluarga kami, ayah berperan sangat
besar dalam perawatan anak-anak pada masa bayi.
Anak yang
sangat saya sayangi ini tumbuh dalam kedekatan yang membahagiakan saya, sebagai
anak laki-laki yang lebih pas untuk bermain-main dengan saya yang menyukai
aktifitas fisik.
Dalam
pertengkaran suami istri atau saat Ibu Aryani marah, dia kerap menyatakan bahwa
Kiswinar bukan anak saya. Awalnya saya mengira itu hanya ungkapan kemarahan
seorang wanita, tapi menjelang usia Kiswinar 5 tahun saya mulai merasa bahwa
kata-kata Ibu Aryani itu serius.
Pada tahun
1991 saya berkonsultasi dengan adik saya, Dr. Danu-seorang ginekolog, yang
mengajarkan kepada saya tentang konsep fenotype, yaitu analisa untuk menduga
kemiripan genetis berdasarkan tampilan fisik. Kemudian Dr. Danu menganjurkan
dilakukannya test DNA untuk memastikan keabsahan genetis Kiswinar sebagai anak
saya, dalam menjawab sangkalan dari Ibu Aryani.
Hal
tersebut juga dinyatakannya dalam interview di tabloid Nova, No.1491/XXIX,
19-25 September 2016, dan pesan WA kepada saya, pada tanggal 21 September 2016.
Sejak
tahun 1991 saya menyampaikan niat untuk melaksanakan test DNA dengan Kiswinar
kepada Ibu Aryani, yang ditolaknya dengan keras. Permintaan saya itu
berlangsung selama 2 tahun, sampai akhirnya kami bercerai pada tahun 1993.
Setiap
kali saya meminta test DNA pada masa-masa setelah perceraian pun, Ibu Aryani
tetap menolak dan mengulang-ulang pernyataannya bahwa Kiswinar bukan anak saya.
Hal ini membuat saya sebagai seorang ayah dan seorang pria merasa sangat
terhina, seolah-olah saya tidak pantas untuk menjadi ayah bagi Kiswinar.
Setelah
hari ulang tahun ke 17 Kiswinar, saya meminta kepada Ibu Aryani untuk
memberikan hak bagi Kiswinar untuk mengetahui ayah biologisnya, melalui
pemberitahuan olehnya atau oleh saya, atau melalui test DNA.
Saat itu
Ibu Aryani melarang saya memberitahu Kiswinar tentang ayah biologisnya, dan dia
menyatakan bahwa dia sebagai ibunya yang akan memberitahu Kiswinar. Saya
setuju, dan meminta pertemuan dengan Kiswinar.
Ibu Linna
dan saya bertemu dengan Kiswinar di Sizzler Kelapa Gading, yang berbarengan
dengan rencana Ibu Linna dan seorang rekannya untuk belanja keperluan perayaan
tradisi keluarga di Kelapa Gading Mall.
Saat
berbicara di restoran itu saya menanyakan apakah Mas Ayo (panggilan kesayangan
saya kepada Kiswinar sejak bayi) tahu siapa ayah asli Mas Ayo?
Dia
mengangguk, tidak melihat atau menunjuk kepada saya, dan mengatakan ‘Mr. X’.
Saya
terkejut, meskipun sudah bertahun-tahun saya mendengar pernyataan Ibu Aryani
bahwa Kiswinar bukan anak saya, tapi mendengar sendiri Kiswinar menyangkal saya
di depan wajah saya bahwa saya bukan ayahnya-tetap menyakitkan hati.
Saya
sangat terluka oleh pernyataan anak yang saya rindukan kelahirannya dan yang
saya rawat sejak bayi itu yang menyangkal saya dan menyebut orang lain yang
kaya, pejabat tinggi yang berpengaruh sebagai ayahnya, sedangkan saat itu saya
baru merintis karir, masih tinggal di rumah kontrakan yang sederhana.
Saat itu
saya tidak berani menuntut atau membicarakannya secara terbuka dengan Ibu
Aryani atau orang kaya yang disebutnya sebagai ayah aslinya, karena kesahajaan
ekonomi kami saat itu tidak mungkin kuat melawan kekuatan uang dan pengaruh
dari orang yang disebutnya sebagai ayahnya itu jika mereka memperkarakan saya.
Saya
berusaha ikhlas menerima kehilangan anak untuk menjadi anak dari laki-laki yang
lebih kaya dan mampu daripada saya, sambil juga menahan rasa terhina karena
saya merasa sebagai laki-laki yang tidak berharga.
Saya
memutuskan untuk move on dan mensyukuri keluarga saya yang sekarang, yang
selama hampir 22 tahun ini dengan izin Tuhan hidup dalam kesejahteraan dan
kebahagiaan.
Pada
tanggal 26 Mei 2016 kami dikejutkan dengan pemberitaan di akun Instagram
@lambe_turah, yang menyatakan bahwa saya memiliki anak 3 orang, termasuk
Kiswinar.
Saya
merasa khawatir bahwa Kiswinar dan Ibu Aryani bisa merasa itu adalah upaya saya
untuk mengakui Kiswinar sebagai anak saya. Saya khawatir bahwa saya akan
dipermalukan di depan publik karena saya masih tetap menuntut anak yang sudah
menyangkal saya sebagai ayahnya pada tahun 2003.
Sejak
tahun 2003 Kiswinar tidak pernah meralat penyangkalannya, bahwa saya bukan ayah
biologisnya. Demikian juga dengan Ibu Aryani yang tidak pernah meralat
pernyataannya bahwa Kiswinar bukan anak saya.
Untuk
membantu Kiswinar dan Ibu Aryani merasa damai bahwa saya sudah menerima
penyangkalan oleh Kiswinar bahwa saya bukan ayah biologisnya, saya memuat
posting tentang keluarga saya yang memiliki 2 orang anak dari Ibu Linna.
Tapi saya
sangat terkejut dan bingung, karena Kiswinar tampil di acara Hitam Putih di
Trans 7 pada tanggal 7 September 2016, yang mengatakan bahwa saya mengingkari
dia sebagai anak dan menelantarkannya selama ini, padahal sejak tahun 2003
sampai dengan tanggal 7 September 2016 itu Kiswinar tidak pernah menghubungi
saya untuk menyampaikan salam, penghormatan, atau kasih sayangnya kepada saya
sebagai ayahnya, dan tidak pernah mencabut penyangkalannya bahwa saya bukan
ayahnya.
Yang
menjadi pertanyaan besar bagi saya adalah mengapa dulu saat saya miskin
Kiswinar dengan tenang bisa memberitahu saya bahwa saya bukan ayahnya dan
menyebut orang lain yang kaya dan berpengaruh sebagai ayahnya.
Mengapa
sekarang setelah kehidupan dan karir saya alhamdulillah baik, dia tampil di
publik dengan cara yang menyudutkan saya sebagai ayah yang mengingkari anak dan
menelantarkannya?
Kiswinar
giat menampilkan diri sebagai anak (padahal sudah berumur 30 tahun) yang tidak
diakui dan terlantar, sehingga publik menghujat saya sebagai ayah yang
menelantarkan anaknya, sampai dia kurus kering seperti itu.
Apa yang
terjadi dengan orang kaya yang disebutnya sebagai ayah aslinya itu? Ke mana
dia?
Mengapa
dia sebagai orang kaya membiarkan Kiswinar tumbuh seperti anak yang terlantar
sampai kurus kering seperti itu?
Atau,
demikian sulitkah kehidupan Ibu Aryani sampai anaknya tampil seperti tidak
diurus dengan baik?
Apakah
yang dilakukan oleh Ibu Aryani dan orang kaya yang disebut Kiswinar sebagai
ayah aslinya itu selama 13 tahun sejak 2003 sampai 2016, sehingga anaknya
demikian tidak terawat?
Sebagai
pribadi yang masih menginginkan kebaikan bagi laki-laki dewasa yang saat bayi
dulu saya rawat, saya merasa iba dan sedih dengan keadaan Kiswinar yang kurus
kering itu, tapi lebih sedih lagi karena keterlantarannya disalahkan kepada
saya, padahal itu tanggung jawab Ibunya dan ayahnya yang kaya dan berpengaruh
itu sebagaimana yang dikatakan oleh Kiswinar.
Lalu,
timbul satu pertanyaan lagi:
Apakah
kalau saya masih miskin seperti dulu, Kiswinar akan datang dan menuntut
pengakuan seperti saat ini?
Atau kalau
saya tidak dikenal luas, apakah akan ada gunanya dia langsung tampil di
televisi, yang sampai hari ini seperti tidak ada televisi tanpa Kiswinar setiap
hari?
Dan kalau
ada ikatan batin sebagai anak dengan ayahnya, dan kalau ada perasaan sayang
seperti yang selalu ditekankannya mengapa dia melakukan pengungkapan kepada
publik tanpa menghubungi saya terlebih dulu secara pribadi untuk
membicarakannya sebagai anak yang katanya menghormati dan mencintai ayahnya.
Mengapa
dia membiarkan orang yang katanya adalah ayahnya dihujat dan dihina seperti
saat ini, bahkan di akun sosmed miliknya sendiri?
Saya
terpaksa mengungkapkan hal ini secara lebih rinci, karena Kiswinar tidak
memenuhi undangan kami untuk membicarakan hal ini secara kekeluargaan, tapi
sibuk tampil di banyak media dengan semakin memperkeruh keadaan.
Saya juga
tidak boleh menyesali kebaikan hidup saya dan keluarga yang mungkin menjadi
alasan bagi dia untuk tampil dan meminta pengakuan sekarang, atau
berhandai-handai bahwa jika saya masih miskin dia tidak akan ramai tampil di
publik seperti sekarang.
Penasihat
hukum kami mengirimkan undangan kepada Kiswinar untuk membicarakan jalan keluar
yang lebih damai, secara kekeluargaan. Tapi sebagai jawabannya, Kiswinar
melaporkan saya yang sekarang diakuinya sebagai ayahnya kepada Polisi, padahal
sampai detik ini saya tidak pernah melakukan upaya hukum apa pun kepada
Kiswinar, anak yang kelahirannya saya doakan dengan tulus dan tanpa putus.
Itu
sebabnya, saya memutuskan untuk mengakhiri semua polemik ini dengan meminta
Penasihat Hukum kami mengajukan permohonan pelaksanaan dari test DNA untuk
memberikan kepastian hukum bagi saya, apakah saya ayah Kiswinar atau bukan.
Semoga
dengan ini Tuhan membuka dengan benderang letak kebenaran dalam keadaan ini,
karena ini penting sekali bagi hidup saya dan bagi masa depan Kiswinar.
Aamiin
Mario
Teguh
Tentu saja apa yang diungkapkan Mario ini berbanding
terbalik saat ia melakukan wawancara eksklusif di Kompas TV silam.
Bahkan pada saat itu, Mario sempat menantang Kiswinar
untuk melakukan tes DNA.
"Kiswinar. Kamu membanggakan kertas itu (Akta
Kelahiran). Saya tentang kamu untuk tes DNA," tegas Mario di Palmerah,
Jakarta Barat.
Akun lambe Turah yang sejak awal terus memantau kasus
ini pun membeberkan bahwa Mario Teguh jelas-jelas pernah menyebutkan bahwa ia
hanya memiliki 2 anak dan tak ada anak lain selain Audrey dan Marco.
Lambe turah
[Tribunnews]