IST |
JAKARTA –
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara atas
kasus hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta kasus aktivis Hak Asasi Manusia (HAM)
Munir Said Thalib.
Melalui akun Twitter
pribadinya, Ketua Umum Partai Demokrat ini mengajak masyarakat mengingat
kembali awal mula kasus Munir. Ia menyebutkan apa saja yang telah dilakukan
pemerintahannya sejak November 2014.
“Utk segarkan ingatan
kita, Alm Munir meninggal dunia di atas pesawat Garuda yg tengah menuju
Amsterdam 7 September 2004. *SBY*,” tulis @SBYudhoyono, Minggu (23/10/2016).
TPF Kasus Munir Serahkan
Tujuh Eksemplar Dokumen ke Pemerintahan SBY
Ia pun menjelaskan ketika
Munir meninggal, dirinya masih menjadi capres. Tak lama menjabat presiden,
istri Munir pun menemuinya.
“Ketika aktivis HAM Munir
meninggal,saya msh berstatus sbg Capres. 3 minggu setelah jadi Presiden, Ibu
Suciwati (isteri alm) temui saya *SBY*,” katanya.
Dalam hitungan kurang dari
seminggu setelah bertemu istri Munir, pemerintahan SBY membentuk tim pencari
fakta. Tim tersebut kemudian diterbangkan ke Belanda.
“Kurang dari seminggu
setelah pertemuan itu (TPF Munir belum dibentuk) kita berangkatkan Tim Penyidik
Polri ke Belanda *SBY*,” tulisnya.
“Aktivitas pemerintah
& penegak hukum selanjutnya, segera kami sampaikan kpd publik. Saya ingin
publik tahu duduk persoalan yg benar *SBY*,” katanya.
Mantan presiden RI
tersebut lebih memilih menahan diri dalam menghadapi tudingan atas hilangnya
dokumen TPF. Menurutnya, itu masalah sensitif.
“Penjelasan yg akan kami
sampaikan dlm 2-3 hari mendatang, haruslah berdasarkan fakta, logika &
tentunya juga kebenaran. *SBY*,” tulisnya.[Okezone]