IST |
JAKARTA -
Mayor Inf. TNI Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., MPA., M.A. (lahir di Bandung,
Jawa Barat, 10 Agustus 1978; umur 38 tahun) adalah anak pertama dari Susilo
Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herawati. Ia mencalonkan diri pada Pemilihan
umum Gubernur DKI Jakarta 2017.
Agus Harimurti Yudhoyono
lahir di tengah keluarga dengan latar belakang pengabdian militer. Ia adalah
putra sulung dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herawati.
Ayahnya, populer dengan nama SBY, adalah putra dari R. Soekotjo, seorang prajurit.
Ibunya, populer dengan nama Ani Yudhoyono, adalah putri dari Sarwo Edhi Wibowo,
tokoh militer Indonesia.
Tahun 2005, Agus menikah
dengan Annisa Larasati Pohan, dan dikaruniai seorang putri bernama Almira
Tunggadewi Yudhoyono.
Pendidikan
Pendidikan dasarnya sejak
1984 dihabiskan di Bandung dan Timor Timur selama 2,5 tahun, serta Jakarta,
sebelum akhirnya ia lanjutkan di Amerika Serikat pada 1990. Kala itu, Agus
mengikuti penugasan ayahnya sebagai siswa Seskoad di Fort Leavenworth. Di
Amerika Serikat, Agus pernah mendapatkan penghargaan dari sekolahnya dalam
bidang akademik. Selepas lulus dari SMPN 5 Bandung, Agus pun masuk SMA Taruna
Nusantara Magelang pada tahun 1994. Penatarama 1, pendiri pleton PKS (Patroli
Keamanan Sekolah) serta Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara ini lulus dengan
predikat terbaik pada tahun 1997 dan meraih medali Garuda Trisakti Tarunatama
Emas. Prestasi itu semakin membulatkan tekad Agus untuk mengikuti jejak ayahnya
masuk Akademi Militer Magelang.
Aktivitasnya yang menonjol
dalam setiap kegiatan taruna dan prestasinya di bidang kepribadian, akademik
dan jasmani, dengan meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama—pada tingkat I dan II
membuat Agus terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer
pada tahun 1999. Pemegang alat bass drum Genderang Seruling Canka Lokananta
Akmil ini, akhirnya lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang
Tri Sakti Wiratama serta medali Adhi Makayasa pada Desember 2000. Lulus dari
Lembah Tidar, ia lulus terbaik Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan lulus
terbaik Kursus Combat Intel pada tahun 2001. Terinspirasi jejak ayahnya, Agus
pun bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Pada
tahun 2002, saat menjabat Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara
305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad, Agus diberangkatkan ke Aceh
untuk melakukan Operasi Pemulihan Keamanan.
Agus mengatakan membaca
buku bukanlah hobinya. Bagi Agus, membaca adalah suatu keharusan, sebagaimana
halnya berolahraga dan mengasah kepemimpinan lapangan. Prinsip itulah yang
setidaknya mendorong dirinya untuk mengikuti pendidikan Master di Singapura
pada tahun 2005. Ia pun lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak atas
gelar Master of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam School of
International Studies, Nanyang Technological University. Selama berada di
Singapura, Agus juga terlibat dalam berbagai kegiatan, baik sebagai observer
pada kegiatan Shangri-la Dialogue maupun pada kegiatan Asia Pacific Program,
serta peserta pada forum the Asean 100 Leadership, dan setelahnya, menjadi
peserta forum Asean Leadership ketiga di Malaysia pada tahun 2006.
Atas seizin Panglima TNI
dan Kepala Staf Angkatan Darat serta atasan langsungnya, beberapa kali ia juga
memenuhi undangan Universitas Katolik Parahyangan yang berkolaborasi dengan
Universitas Giessen Jerman untuk mengikuti kegiatan International Summer Course
pada tahun 2008 dan 2009 dan menjadi observer pada kegiatan The Pacific Armies
Management Seminar.
Pada tahun 2008, Agus dimintai
kontribusinya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan), untuk bergabung dalam tim
kecil guna merealisasikan gagasan Presiden SBY dalam rangka pendirian
Universitas Pertahanan. Meski hanya terdiri dari beberapa orang saja saja, tim
ini mampu mewujudkan terbentuknya Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan),
setelah melalui proses penyiapan yang cukup panjang selama kurang lebih satu
tahun. Peran aktifnya dalam pembentukan Universitas Pertahanan ini, membuat
waktu Agus tersita di pasukan, sehingga ia pun dipindahtugaskan ke Kementerian
Pertahanan sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi
Pertahanan.
Setelah sukses membantu
seniornya mewujudkan terbentuknya Unhan, Agus diberikan kesempatan untuk
mengikuti seleksi program master di Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Pengabdian
Di Aceh, Agus terpilih
sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus) dan ia berhasil melakukan tugasnya
dengan baik guna melumpuhkan para pemberontak separatis. Seiring dengan operasi
tempur—menyadari pentingnya fungsi media bagi keberhasilan operasi
militer—Korem Teuku Umar mendirikan media center, di mana Agus ikut berperan di
dalamnya sebagai Public Information Officer (PIO). Setahun setelah kembali dari
Aceh, Agus mendapatkan kepercayaan sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/
Tengkorak, usai mengikuti Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat
Kesenjataan Infanteri Bandung dengan predikat lulus terbaik.
Ketika perang 34 hari
berkecamuk antara Israel dan Hezbollah di Lebanon Selatan pada medio 2006,
Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan pasukan perdamaian bila
gencatan senjata terjadi. Ketika itu, Agus berangkat ke daerah konflik yang
masih rawan berkobar sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A pada November
2006.
Blue
Helmet
Sebagai Pasiops Batalyon
Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A, Agus tidak hanya melakukan tugas
pokoknya, lebih dari itu, perwira yang memiliki prinsip "Think big, Do
small, Do now" ini.
UN
Medal Parade Lebanon
bersama dengan para
perwira lainnya, di bawah arahan Dansatgas dan para perwira senior, juga
berhasil memenangkan hati dan pikiran rakyat Lebanon melalui program Smart Car
yang diadopsi dari gagasan Ibu Negara.
Lebanon
UNIFIL Smart Car
Seiring dengan bertambahnya
pengalaman lapangan, Agus pun mendapat promosi sebagai Komandan Kompi (Danki)
di Yonif Linud 305/Tengkorak pada tahun 2007. Kemampuan lapangan Agus
diapresiasi Panglima Divif 1 Kotrad sebagai Danki terbaik di jajaran Divisi
Infanteri 1 Kostrad pada tahun 2008. Ia pun melengkapi keterampilan militernya
dengan mengikuti Kursus Scuba Divers di TNI Angkatan Laut. Pada tahun yang
sama, Agus mendapatkan banyak penugasan khusus, baik dalam mengikuti kursus
Scuba Divers TYNI-AL di Kepulauan Seribu, 2008. Ia pun memperoleh penghargaan
sebagai Komandan Kompi terbaik di jajaran divisi Infanteri 1 Kostrad, 2008
Latihan Gabungan TNI Yudha Siaga di Sangata, maupun Latihan Gabungan Cobra Gold
yang diselenggarakan oleh USPACOM di Thailand.
Wisuda
Harvard
Setelah melalui seleksi
yang tidak mudah, Agus pun diterima sebagai mahasiswa dalam bidang Public
Administration dan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada tahun 2010.
Setelah terpilih sebagai
peserta The Young Future Defence Leader Workshop, yang digagas Kementerian
Pertahanan, Agus pun ditugaskan kembali ke Amerika Serikat, untuk mengikuti
pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira di Fort Benning. Penugasan pendidikan ini
dimanfaatkan dengan baik oleh Agus untuk menunjukan tingkat profesionalisme
perwira TNI di mata negara maju. Ia terpilih sebagai lulusan terbaik dan berhak
atas sejumlah penghargaan dari sekolah tersebut.
Saat ini ia berdinas
sebagai Kepala Seksi 2 / Operasi di lingkungan satuan elite Kostrad, Brigade
Infanteri Lintas Udara 17. Sebagai pembantu Komandan di bidang Operasi, Agus
merencanakan, mengatur, dan mengawasi langsung di lapangan, sebuah operasi
maupun latihan. Selain itu, di samping tugas sehari-harinya sebagai Kasiops,
Agus juga secara serius mencoba mengembangkan gagasan untuk memodernisasi alat
perlengkapan khusus lintas udara. Alasannya sederhana, sesuai bimbingan para
seniornya, ia berharap TNI menjadi semakin profesional dan memiliki kepercayaan
diri serta berkelas dunia. Selanjutnya, berbekal pengalamannya mengikuti
pendidikan di Fort Benning, Agus juga kerap dilibatkan dalam upaya merevisi
doktrin, baik pada tataran strategi, operasional, maupun taktis, termasuk
mengembangkan konsep doktrin bertempur secara bersama- sama untuk seluruh
kesenjataan dan kecabangan TNI-AD dalam sebuah struktur combined arms yang
efektif dan menentukan.
Penghargaan
Beberapa tanda jasa dan
penghargaan yang dimiliki Agus, antara lain; Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun,
Satya Lencana Dharma Nusa, Satya Lencana Santi Dharma, Medali PBB, Medali
Penghargaan dari pemerintah dan Angkatan Bersenjata Lebanon, Medali
Kepeloporan, serta medali penghargaan dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat:
Distinguished Honor Graduate dan Commandant's List of the Maneuver Captain
Career Course dari the US Army Maneuver Center of Excellence dan The Order of
Saint Maurice dari the US National Infantry Association.
Graduation
Certificate
Sebagai konsekuensi atas
sejumlah penghargaan itu, akhirnya banyak permintaan berdatangan kepada Agus
untuk menjadi nara sumber, instruktur dan pembicara di berbagai forum dan
seminar, antara lain pada
- Pembicara pada kegiatan
UN Day tahun 2008 dan International Peacekeeper Day tahun 2011;
- Pembicara pada ASEAN
Regional Forum Heads of Defense Universities / Colleges / Institutions Meeting
(ARF-HDUCIM) tahun 2011;
- Pembicara pada The
International Conference on Futurology pada tahun 2011 dan 2012;
- Instruktur di Pusat Misi
Pemeliharaan Perdamaian TNI sejak tahun 2007 hingga sekarang;
- Pembicara di forum
Karang Taruna se-Indonesia; pembicara pada kegiatan pembekalan kepemimpinan
Paskibraka Nasional 2012;
- Pembicara mewakili
Generasi Muda TNI di Akademi Militer kepada para Taruna Akademi TNI, Akpol,
Mahasiswa DIY/Jateng dan Siswa SMA Taruna Nusantara Magelang dalam rangka
Kegiatan Taruna Integratif pada bulan September 2012;
- Pembicara pada Forum
Diskusi Kebangsaan yang diselenggarakan oleh HIPMI pada bulan Oktober 2012;
- Pembicara pada Forum
Dialog dengan anggota Resimen Mahasiswa Mulawarman di ITB pada bulan Oktober
2012;
- Pembicara pembekalan
kepemimpinan wirausaha muda kreatif;
- Pembicara Forum Akademis
Persatuan Pelajar Indonesia UK, 2012;
- Pembicara di Forum
International Conference on Global Terrorism di Universitas Katolik Parahyangan
pada bulan Januari 2013,
- Pembicara dalam Dialog
Mata Najwa di Universitas Sumatera Utara pada bulan April 2013;
- Pembicara dalam
Indonesian Young Leaders Forum yang diselenggarakan oleh HIPMI pada bulan April
2013;
- Pembicara dalam sesi
Pemuda pada Indonesian Youth Conference yang diselenggarakan oleh IYC dan
Sinergi Muda pada bulan Juli 2013;
- Pengisi kuliah tamu
tentang Tantangan Keamanan dan Pertahanan di Universitas Pertahanan pada bulan
Juli 2013;
- Pembicara dalam Talkshow
"Reach Higher" dengan topik Indonesia 2045 dalam rangka orientasi
mahasiswa baru di Universitas Pelita Harapan, Karawaci pada bulan Agustus 2013;
- Pembicara dalam
pembekalan "Kepemimpinan Militer" pada Program Pendidikan
Kepemimpinan Bank Indonesia Tingkat Menengah (PKBI-1) Gelombang 1 Tahun 2013
pada bulan Agustus 2013;
- Pembicara dalam diskusi
Indonesian Defense Institute (IDI) dan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia
(PERMIRA) di St. Petersburg, Rusia pada bulan September 2013;
- Pengisi kuliah tamu pada
Diklat Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Angkatan XXXVII dengan topik
"Kepemimpinan Pemuda dalam Penyelesaian Konflik" pada bulan September
2013; dan
- Pembicara dalam
pembekalan PSP3 yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan topik
"Pemuda (sarjana) dan Tantangan Pertahanan dan Keamanan Nasional"
pada bulan September 2013.
Atas dorongan semangat dan
bimbingan dari pimpinan TNI untuk mengibarkan nama baik TNI di mata masyarakat
dan atas seizin atasan langsungnya, Agus tampil di sejumlah media sebagai
perwakilan Generasi Muda TNI, yakni Mata Najwa Metro TV, Obrolan Optimis TVRI,
dan Jurnal Utama Berita Satu. Sejumlah kiprahnya itu pula yang membuat Panglima
Angkatan Bersenjata Australia, Jenderal David Hurley, mengundang Agus dan
beberapa perwira TNI lainnya ke Australia, dalam program The Young Future
Leader.
Selain aktif berbicara
pada forum-forum akademik nasional dan internasional, Agus juga menyalurkan
hobinya berlari dan menginisiasi terbentuknya komunitas lari yang beranggotakan
sipil dan militer bernama Garuda Finishers pada tahun 2013 tepatnya pada saat
perayaan HUT Brigade Infanteri Lintas Udara 17. Bersama komunitas Garuda
Finishers, Agus telah mengikuti banyak kegiatan dan kompetisi lari dan juga
menyelenggarakan event-event lari sambil tetap beraksi sosial. Event pertama
yaitu Kujang Run pada bulan Juni 2013 diselenggarakan di kawasan Brigif Linud
17, Cijantung untuk memeriahkan HUT tempatnya bekerja. Setiap kilometernya,
pelari dalam Kujang Run menyumbangkan satu pohon. Pada bulan Ramadhan kemarin,
Agus dan Garuda Finishers kembali menyelenggarakan event lari sambil berbagi
kotak makanan untuk masyarakat yang kurang mampu, event ini bernama Ramadhan
Run Night dan sukses mengajak 2000 pelari untuk berlari sambil berbagi di malam
hari pada saat bulan Ramadhan. Event ketiga yang tidak kalah suksesnya adalah
Independence Day Run, bersama 16 anggota komunitasnya-Garuda Finishers, Agus
berpartisipasi menjadi Tough Warriors yang berlari sejauh 17 KM dan memakai
baju militer lengkap Lintas Udara dan memikul beban sebanyak 17 kg sambil
membawa bendera Merah Putih untuk diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Aksinya ini dilakukan untuk mengenang dan menghormati jasa para
pahlawan & pejuang kemerdekaan serta prajurit yang gugur dalam tugas.
Pada 12 Oktober 2013, Agus
dianugerahi penghargaan Nanyang Outstanding Alumni Award dari almamaternya
sewaktu menempuh pendidikan di S. Rajaratnam School of International Studies,
Nanyang Technological University (NTU). Penghargaan ini merupakan bentuk
apresiasi NTU terhadap Agus atas kontribusinya dalam bidang militer kepada
masyarakat, dan kategori ini dikhususkan untuk alumni yang berprestasi dan
berusia di bawah 40 tahun. Pencapaian Agus dinilai sangat membanggakan NTU dan
diharapkan dapat menginspirasi alumni-alumni NTU lainnya untuk tidak henti-hentinya
berkontribusi untuk masyarakat dan dapat mengharumkan almamater. Penghargaan
ini diberikan langsung oleh Presiden NTU, Prof Bertil Andersson dan Menteri
Kebudayaan dan Kepemudaan Singapura, Mr. Lawrence Wong.
Pada bulan Juni 2014, Agus
menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf Komando Angkatan Darat
(Seskoad) di Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth,
Kansas, Amerika Serikat. Sekolah ini merupakan sekolah yang sama diikuti oleh
Ayahnya SBY. Ia menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pad
12 Juni 2015 dengan hasil sempurna yaitu dengan IPK 4.0. Di samping menempuh
pendidikan militer, Agus juga berhasil menyelesaikan program Master dalam
Kepemimpinan dan Manajemen (MA in Leadership and Management) dari George
Herbert Walker School di Webster University dengan hasil yang sempurna, yaitu
IPK 4.0.
Dari seluruh prestasinya,
lantas tak membuatnya menjadi jumawa. Ia sering mengatakan, selain karena kerja
keras, semua itu adalah karunia Tuhan yang patut disyukuri. Ia sering
mengatakan bahwa "Winning is not a chance, but it is a choice".
Motivasinya yang menginspirasi banyak orang dituangkannya dalam media sosial
melalui akun Twitter pribadinya @AgusYudhoyono dan akun Instagram pribadinya
@agusyudhoyono . Ia selalu menyemangati para followersnya dengan sapaan-sapaan
ringan yang menyejukkan seperti "Be strong, be tough, never give up. The
best is yet to come."
Riwayat
jabatan
-
Pama Pussenif (2000)
-
Pama Kostrad (2001)
-
Pama Divif 1 Kostrad (2002)
-
Danton III/C Yonif Linud 305/Tengkorak
(2002)
-
Danton II/C Yonif Linud 305/Tengkorak
(2003)
-
Pasi 2/Ops Yonif Linud 305/Tengkorak (2004)
-
Dankipan C Yonif Linud 305/Tengkorak (2005)
-
Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen
Garuda XXIII-A (2006)
-
Pama Mabes TNI (2008)
-
Ps. Kasi Amerika Kemhan RI (2008)
-
Pama Ditjen Strahan Kemhan (2009)
-
Pamen Mabes TNI/Suslapa (USA) (2010)
-
Kasi 2/Ops Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad
(2011)
-
Pamen Mabes TNI (2013)
-
Kasubbag Kerja sama Dalam Negeri
Universitas Pertahanan (2014)
-
Pamen Denma Mabesad (Dik Sesko LN) (2014)
-
Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning (2015)
[Wikipedia]