-->

Proyek Palapa Ring Beroperasi Akhir Tahun 2018

28 September, 2016, 14.31 WIB Last Updated 2016-09-28T07:48:35Z

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyatakan proyek Palapa Ring akan rampung dan beroperasi akhir 2018. Program pembangunan serat optik yang menjangkau berbagai daerah terpencil ini terbagi menjadi tiga wilayah barat, tengah, dan timur.

“Jadi, pada 2019 semua ibukota kabupaten dan kotamadya telah terhubung dengan broadband,” kata Rudiantara di Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.  Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanaannya.

Proyek ini akan membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non-commercial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia. Proyek Palapa Ring dibagi menjadi tiga paket yaitu Barat, Tengah dan Timur.

Proyek Palapa Ring Paket Barat akan menjangkau wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dan Kalimantan Barat (sebagai bagian dari interkoneksi dengan jaringan serat optik yang telah dibangun) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km.

Konsorsium Moratelematika Indonesia dan Ketrosden Triasmitra menjadi pemenang tender paket barat dan membentuk PT. Palapa Ring Barat. Sedangkan paket tengah dimenangkan Konsorsium Pandawa Lima dengan basis pengelolaan milik negara. Anggota konsorsiumnya terdiri atas PT LEN, PT Teknologi Riset Global Invetasma, PT Sufia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa, dan PT Multi Kontrol Nusantara membentuk Badan usaha dengan nama PT. LEN Telekomunikasi Indonesia. Sementara itu pemenang tender Palapa Ring Timur yang diumumkan pada bulan Juli 2016 adalah Konsorsium Moratelindo - IBS - Smart Telecom. Nama badan usahanya Palapa Timur Telematika.

Proyek Palapa Ring merupakan proyek kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP). Skema availability payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana availability payment berasal dari Dana Kontribusi Universal Service Obligation (USO). 

Pemerintah dalam hal ini kementerian Kominfo akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru pada wilayah timur Indonesia (Palapa ring paket timur). Adapun total panjang kabel palapa ring paket  timur mencapai 4.450 kilometer, yang terdiri atas 3.850 kilometer kabel laut, dan 600 kilometer kabel di daratan. Jaringan itu berkapasitas 100 gigabit.

Jika proyek ini sukses, Rudiantara yakin masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. Musababnya, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah timur hanya 300 kilobit per detik.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan mengatur tarif akses data yang dipatok oleh operator. Rudi mengaku tak akan menerapkan tarif atas dan bawah agar terjadi kompetisi. Pemerintah masih berdiskusi dengan industri telekomunikasi untuk merumuskan kebijakan yang tepat jika projek ini sudah berjalan sepenuhnya.

Tentang Palapa Ring Proyek

Palapa Ring adalah proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional yang ditujukan demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.

Ruang lingkup Proyek Palapa Ring adalah sebagai berikut:

a. Melayani daerah non-financially feasible (tidak layak secara bisnis/keuangan);
b. Pemerintah berperan menyediakan penjaminan;
c.  Distruktur sebagai PPP/Kerjasama Pemerintah Badan Usaha; dan
d. Merupakan proyek PPP pertama di sektor telekomunikasi.

Proyek Palapa Ring melayani 57 kabupaten/kota di Indonesia, terbagi menjadi:

Paket Barat menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km;

Paket Tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km.

Paket Timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua, (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 km.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini