IST |
JAKARTA - Pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia
merupakan penyakit umum pada pria berusia lanjut. Jika telat berobat dan parah,
pembesaran prostat bisa berkembang menjadi kanker prostat.
dr Gideon Tampubolon, SpU dari RS Premier Bintaro, menyebut
pembesaran prostat dan kanker prostat tidak memiliki perbedaan dalam gejala.
Pasien biasanya sama-sama mengalami sulit buang air kecil, air kencing menetes,
harus mengedan saat kencing dan pancaran air kencing yang lemah.
"Nah khusus kanker prostat ketika sel kankernya sudah
metastatis alias sudah menyebar, biasanya akan terasa nyeri di tulang. Karena
sel kankernya sudah menyebar ke bagian tulang makanya bisa jadi nanti gejalanya
nyeri di pinggang, paha atau punggung," ungkap dr Gideon, ditemui di Hotel
Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
dr Gideon mengatakan sebagian besar pasien kanker prostat
datang ketika sel kanker sudah menyebar. Sehingga penanganannya tidak lagi
dilakukan oleh dokter urologi tapi juga tim dokter terpadu yang menangani
kanker.
"Ada pasien saya yang berobat karena nyeri di punggung
dan kaki. Berobat ke dokter saraf kan, karena nyeri. Eh setelah diobservasi
ternyata nyerinya berasal dari kanker prostat," ungkapnya lagi.
Karena itu dr Gideon selalu mengirimkan sampel dari prostat
pasien yang sudah melakukan operasi. Sampel prostat diambil dan dikirim ke
laboratorium untuk dilihat prostate specific antigen (PSA) yang menandakan
adanya kanker.
Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk melihat adanya
kanker prostat adalah colok dubur. Pemeriksaan colok dubur dilakukan untuk
melihat apakah ada nodul dan rasa nyeri yang dialami pasien. Jika nyeri, pasien
kemungkinan besar mengalami kanker prostat.
"Apalagi jika sudah mengalami gejala parah seperti
tidak bisa kencing, kencing berdarah, infeksi saluran kemih berulang atau ada
batu di ginjal karena susah kencing tadi, itu sangat sangat mungkin mengalami
kanker prostat dan harus operasi," tandasnya,
Kanker prostat memang biasanya menyerang pria yang sudah
berumur 50 tahun ke atas, namun bukanlah termasuk penyakit ganas. Jika
ditangani dengan baik sejak dini, proses penyembuhan bisa sampai 99 persen. [Detikhealth]