MEDAN -
Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT Medan) merupakan organisasi
paguyuban di perantauan dan menjadi wadah berinteraksi atara sesama mahasiswa
perantauan. Wadah ini sangatlah membantu bahkan memberikan kontribusi yang
besar terhadap mahasiswa sebagai perpanjangan tangan pemerintahan Kabupaten
Aceh Tenggara.
Sebagaimana kita ketahui
peran penting pelajar dan mahasiswa di sebuah negara adalah hal yang harus dan
wajib terjun sebagai regenerasi penerus dalam menjalankan estafet perubahan
globalisasi. Maka dari itu pelajar dan mahasiswa adalah sering dijuluki sebagai
agen perubahan.
Seperti disampaikan Mahali
Munthe kepada LintasAtjeh.com, Senin (5/9/2016), saat ini dirinya adalah
mahasiswa yang berstatus sedang menempuh jenjang perkuliahan di pasca sarjana (S2),
di sebuah perguruan tinggi negeri di Medan. Layaknya seorang mahasiswa yang
sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri, sangatlah membutuhkan
stabilitas dalam belajar melihat mahalnya akomodasi dan amunisi dalam proses
belajar di luar daerah juga dengan jarak tempuh dari Kutacane ke Medan.
“Tentunya sangatlah
membutuhkan tempat dan wadah dalam berinteraksi menuju suksesnya proses
belajar. Saya sangat berterimakasih kepada penggurus IPMAT Medan yang telah
melibatkan kami sebagai sebagai anggota
dalam organisasi paguyuban ini. Namun ini adalah sebuah alat bantu demi
lancarnya proses membangun daerah kita kedepan,” ungkap Mahali Munthe.
Sementara Ketua IPMAT Medan,
Musthofa Kamil Broeh sempat mengungkapkan rasa bersalah dikarenakan kurangya
minat mahasiswa Aceh Tenggara dalam beroganisasi.
“Masih banyak PR kita,
tentunya sebagai pengurus IPMAT Medan dalam membunuh rasa pesimis atau ketidakpedulian
pelajar dan mahasiswa dalam beroganisasi,” katanya.
“Harapan saya kepada
pemerintah Aceh Tenggara, tolong perhatikan kami disini, karena melihat
meningkatnya minat pelajar dan mahasiwa
belajar di tanah rantau Batak, khususnya di sekitaran Medan,” pinta Musthofa Kamil, di Sekretariat IPMAT Medan.[Ar]