ACEH BESAR - Kedatangan
Forum Keuchik Darul Imarah menghadap Walikota Banda Aceh dan ketua DPRK Kota
Madya Banda Aceh dengan alasan Darul Imarah ingin masuk atau bergabung dengan
Kota Madya Banda Aceh merupakan tindakan yang tidak terpuji atau salah kaprah.
Apalagi ada kata-kata
untuk mensejahterakan gerakan rakyat atau masyarakat Darul Imarah, seolah-olah
bila Darul Imarah masuk ke kota madya rakyat Darul Imarah dijamin bisa
sejahtera.
Hal ini diungkapkan Hamidi
Usman, mantan anggota DPRK Aceh Besar periode 2004-2009 kepada LintasAtjeh.com,
Jum'at (2/9/2016).
Lanjut dia, sekarang saya
tanya apakah warga Kota Banda Aceh sudah sejahtera .Apakah cukup dengan
prasarana jalan saja dan gedung-gedung yang bagus. Perkembangan Kota Banda Aceh
karena musibah tsunami, kalau tidak sama juga kayak kabupaten lainnya di Aceh.
"Kalau ada lebihnya
wajar saja karena sebagai ibukota provinsi, contohnya Jakarta dengan propinsi
lain di Indonesia," katanya.
Sebenarnya, kata dia,
rencana diambilnya Darul Imarah dan Ingin Jaya oleh Kota Madya Banda Aceh sejak
Pak Mawardy sewaktu menjabat Walikota Banda Aceh. Bahkan pernah rapat beberapa
kali dengan eksekutif dan legislatif Aceh Besar. Ketika itu saya sebagai Ketua
Fraksi Partai Golkar DPRK Aceh Besar. Dan beberapa ketua fraksi partai lainnya
menolak karena Kota Madya Banda Aceh kepingin yang telah ada penghasilan
saja," ungkapnya.
Seharusnya, masih kata
dia, Forum Keuchik Darul Imarah duduk dulu dengan unsur kecamatan, mukim dan
Muspida Kabupaten Aceh Besar serta DPRK Aceh Besa. Cari solusi yang santun
jangan lompat pagar dan jangan menjual Darul Imarah secara murahan ke Kota
Madya Banda Aceh.
"Saya saja ketika
menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRK Aceh Besar ada tawaran
khusus dari almarhum Pak Walikota Banda Aceh Mawardi, tapi tetap saja saya
tolak. Ini mungkin bisa ada kepentingan diantara Forum Keuchik Darul Imarah
yang ada beberapa usaha di Kota Madya Banda Aceh. Jadi dijual Darul Imarah untuk
Kota Madya Banda Aceh dengan mengatasnamakan masyarakat Darul Imarah,"
kata dia.
"Delapan puluh persen
masyarakat mendukung, masyarakat yang mana lagi kok bisa pula. Forum Keuchik
tidak boleh mengatakan atas nama masyarakat Darul Imarah karena tidak semua
penduduk satu gampong memilih keuchik tersebut. Kepada Bapak Camat Darul Imarah
dan Bupati Aceh Besar agar segera memanggil Forum Keuchik Darul Imarah untuk
memberikan alasan yang rasional, jangan alasan kesejahteraan," ungkap
Hamidi Usman.[DW]