ACEH
BESAR - Tim Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)
Provinsi Aceh yang dipimpin Amir Syarifuddin melakukan peninjauan, evaluasi dan
penilaian Desa Kerajinan Bordir Pakaian di Gampong Reudep, Kecamatan Montasik,
Aceh Besar, Selasa (6/9/2016).
Hadir dalam kesempatan
itu, Pengurus Dekranasda Aceh, Ketua Dekranasda Aceh Besar Lissiani M Djuned,
Wakil Ketua Hj. Nazriati, SSi, Muspika Montasik, dan para pengrajin di wilayah
tersebut.
Ketua tim penilai
Dekranasda Aceh, Amir Syarifuddin menilai, potensi pengrajin yang ada di
Gampong Reudep patut mendapat apresiasi dalam memajukan usaha bordir. Untuk
itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar harus terus memotivasi para pengrajin yang
mayoritas merupakan kaum wanita untuk terus berkarya dan memberikan hasil
terbaik guna meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan kelompok serta keluarga
masing-masing.
"Kepada instansi
terkait juga diminta dapat melakukan pembinaan yang berkelanjutan, sebab Aceh Besar
memiliki prospek cerah dalam bidang kerajinan bordir," pungkasnya.
Sedangkan Kadisperindagkop
dan UKM Aceh Besar, Taufiq, SH, menjelaskan pihaknya amat concern (perhatian) untuk
memajukan dan memberdayakan para pengrajin agar kesejahteraan masyarakat terus
meningkat. Diharapkan agar Gampong Reudeup dapat meraih prestasi terbaik
sehingga bisa membawa harum nama daerah serta kerajinan bordir pakaian yang
mereka geluti juga makin berkembang dan maju.
Sementara, Ketua
Dekranasda Aceh Besar Lissiani M Djuned didampingi Wakil Ketua Hj. Nazriati,
SSi, menjelaskan saat ini usaha kerajinan bordir di Kabupaten Aceh Besar terus
berkembang dan diminati.
"Gampong Reudep
dengan penduduk 997 orang, yang menekuni kerajinan bordir sebanyak 91 orang
yang terdiri dari 13 kelompok usaha kerajinan," sebutnya.
Dekranasda Aceh Besar,
kata Lissiani, bersama Disperindagkop dan UKM tetap serius untuk selalu
memajukan para pengrajin dengan berbagai pembinaan dan bantuan usaha. Sehingga
produk yang dihasilkan dapat terkenal dan diminati pasar, baik di Aceh maupun
luar Aceh.
“Kami berharap, Pemerintah
Aceh melalui Dekranasda Provinsi Aceh untuk tidak hanya sebatas penilaian dan
pemberian bantuan. Namun mencakup pendampingan dan fasilitasi, baik berupa
pelatihan dan promosi serta pendampingan berwiraswasta, sehingga gampong
kerajinan benar-benar menjadi gampong mandiri produksi dan pemasaran hingga
mampu mensejahterakan para pengrajin bordir di Aceh Besar,” ujar Lissiani yang
juga istri Bupati Aceh Besar itu.[DW]