![]() |
IST |
POSO -
Setelah ditangkap aparat Satuan Tugas Operasi Tinombala, Basri alias Bagong
mengaku diperlakukan sangat manusiawi. Tangan kanan mendiang gembong teroris
Santoso itu bahkan mengaku mendapat banyak tawaran makanan dari aparat yang
menjenguknya di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
Tawaran itu langsung
direspons orang kepercayaan Santoso alias Abu Wardah itu, mengingat selama di
hutan Basri sangat kekurangan makanan. Namun, Basri tidak bisa memenuhi semua
tawaran makanan tersebut.
"Pokoknya, (makanan
itu) tinggal ditolak-tolak lagi. Selama di sini diperlakukan baik sekali.
Happy...," kata Basri kepada wartawan di Mapolda Sulteng, Jumat 16
September 2016.
Memang, Basri terlihat
diperlakukan tidak terlalu spesial oleh aparat Satgas Tinombala. Pengamanan
terhadap Basri juga tidak terlalu ketat layaknya teroris yang paling dicari di
Indonesia. Basri bahkan sangat menikmati bersama wartawan serta masih mau melayani
foto bersama wartawan.
Basri juga memperlihatkan
beberapa anggota tubuhnya termasuk jari-jarinya yang mulus tanpa ada bekas
kekerasan pertanda dia diperlakukan sangat baik.
Kepala Satuan Tugas III
Operasi Tinombala 2016, Komisaris Besar Helmy Kwarta Kusuma mengatakan,
jajarannya sengaja memberikan ruang bagi media untuk melihat dari dekat kondisi
Basri agar masyarakat melihat tangan kanan Santoso itu diperlakukan baik oleh
aparat.
"Kita sudah membuka
akses supaya kalian membuktikan sendiri bahwa isu dia itu diperlakukan tidak
wajar, kuku dicabut, dan sebagainya. Kalian sudah buktikan bahwa dia
diperlakukan sangat manusiawi," kata Helmy Kwarta kepada wartawan.
Basri ditangkap aparat di
perkebunan warga, Rabu pagi 14 September 2016 saat akan menyeberangi sungai.
Selain Basri, aparat Satgas Operasi Tinombala juga menangkap istri Basri, Nurmi
Usman alias Oma saat terjebak di aliran sungai.
Kepala Humas Polda Sulteng
AKBP Hari Suprapto mengatakan, penangkapan Basri bermula saat penemuan jenazah
salah seorang anggota Santoso bernama Andika yang hanyut di Sungai Puna. Tidak
jauh dari lokasi penemuan jenazah, aparat memergoki Basri beserta istrinya, dan
seorang rekan bernama Sobron tengah terjebak di sungai dekat perkebunan.
Basri ditangkap saat akan
memasuki perkampungan di Dusun Ganti Nadi Kecamatan Poso Pesisir Selatan,
tepatnya di perkebunan kakao milik warga. Saat itu, Basri bermaksud untuk
menyeberangi Sungai Puna, bersama istrinya Nurmi Usman alias Oma dan seorang
rekannya bernama Sobron.[Viva]