BANDA
ACEH - Jika traffic light di daerah lain mungkin
"bersih" dari aktivitas manusia, tidak halnya dengan di traffic light
Kota Banda Aceh. Lampu merah di persimpangan jalan kerap dijadikan aktivitas
beragam orang, dengan berbagai tujuan.
Kota besar seperti Kota
Banda Aceh yang didalamnya dihuni oleh banyak kaum dengan ekonomi menengah
keatas pastinya menjadi lahan yang bagus untuk sekedar meminta belas kasihan. Hal
itulah yang dijadikan oleh sebagian orang untuk meraup berkah dan mendapatkan
keuntungan.
Padahal dari
pengemis-pengemis tersebut belum tentu mereka benar-benar miskin. Banyak modus
yang digunakan oleh mereka untuk sekedar mendapatkan simpati dari masyarakat, mulai
dari pembangunan masjid, sumbangan untuk korban bencana alam dan lain-lain.
Banjir pengemis tersebut
dapat dijumpai hampir di semua sudut kota Banda Aceh seperti di Traffic light, rumah
makan, warung kopi, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Misalnya yang terjadi di
lampu merah depan masjid Lamprik Banda Aceh, ada seorang pengemis lagi nelpon.
Diduga pengemis di lampu merah lagi nelpon teman seprofesinya. Coba bayangkan,
pengemis nelpon? Masih pantaskah untuk dikasihani dan dibiarkan saja sehingga
mengganggu kenyamanan pengguna jalan?
Sudah saatnya Pemerintah berjuluk Kota Madani Pimpinan
Bunda Illiza melalui petugas Pol PP dan petugas lainnya mengambil sikap dan jangan banyak diam. Segera
tertibkan karena makin maraknya aktifitas pengemis dengan modus di persimpangan
lampu merah dan jalan-jalan protokol di Kota Banda Aceh sudah sangat
menganggu.[DW]