-->

APPSI : Harga Cabe di Pasar Bireuen Masih 80 Ribu

16 September, 2016, 22.18 WIB Last Updated 2016-09-16T15:19:22Z
BIREUEN - Pasar di pusat Kota Bireuen merupakan salah satu pasar tersibuk di daerah ini, setiap pagi mulai jam 4.00 atau jam 5.00 pagi pasar ini mulai didatangi orang ramai untuk berbelanja, baik itu untuk kebutuhan keluarga di rumah atau untuk jualan, hingga kepentingan berbelanja untuk acara-acara khusus seperti kenduri.

Pantauan di lapangan, Jum’at (15/9/2016), oleh Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Teritorial Wilayah Aceh Tarmizi Age, mendapati harga barang di pasar Bireuen dijual dengan harga sesuai barang tersebut.

Misalnya tomat Medan dijual dengan harga Rp 8000/kg, tomat Aceh Rp6000/kg, bawang merah Rp32.000/kg, dan cabe merah Rp60.000/kg. Jika dibandingkan dengan harga sebelum hari raya, cabe merah turun sampai Rp20.000/kg.

“Sebab sebelum ini, cabe merah kami jual Rp80.000,” ujar Iqbal Maulana salah seorang pedagang pasar Bireuen yang ditanya APPSI, yang disambung salah seorang pedagan lainnya mengatakan ada juga pedagang yang masih menjual cabe dengan harga Rp80.000, alasannya mereka masih modal lama.

“Sedangkan bunga kol dijual Rp12.000/kg, bawang putih Rp36000/kg, kentang Rp15.000, untuk kentang harga naik dari sebelumnya dijual lebih murah yaitu Rp13.000. Kemudian cabe rawit Rp60.000/kg juga naik dari sebelumnya, timun Rp5000, jeruk nipis Rp8000/kg, Kunyit Rp12000/kg, wortel Rp8000/kg, labu jepang luar Rp10.000/kg, dan kemiri kupas Rp28.000/kg,” jelas Iqbal Maulana menjawab APPSI teritorial wilayah Aceh.

Menurut APPSI harga barang di pasar Bireuen dan di pasar lainnya di seluruh Aceh sangat terpengaruh bengan kuantitas barang yang tersedia dari petani .

“Jumlah banyaknya barang yang beredar di pasar Bireuen dan pasar lain di Aceh ikut menentukan dan mempengaruhi harga jual. Dengan itu APPSI menyarankan agar petani dapat meningkatkan perluasan tanam sehingga bisa mengakomodir kebbutuhan pasar sekaligus bisa menciptakan kestabilan harga.

Dinas pertanian tanaman pangan di Aceh baik itu di Pemerintah Aceh atau di kabupaten/kota diminta untuk lebih peka dengan kebutuhan petani, sehingga kebutuhan pangan lokal khususnya bisa selalu teratasi, perluasan areal tanam merupakan salah satu jawaban kebutuhan pasar yang setiap hari dibutuhkan dan dibeli warga.

”Dinas pertanian harus memperbanyak personil yang turun ke lapangan untuk menjemput kepentingan jangan duduk di kantor tapi perhatikan petani di kebun dan sawah,” himbaunya.[DM]
Komentar

Tampilkan

Terkini