BANDA
ACEH
- Universitas Ubudiyah Indonesia berhasil menduduki peringkat nomor dua terbaik
di Propinsi Aceh setelah Universitas Syiah Kuala yang menduduki peringkat
pertama dalam publikasi jurnal Internasional yang berindex Scoupus. Dengan
jumlah 21 publikasi selama 2 tahun
setelah izin Universitas Ubudiyah diterbitkan dan untuk mendapatkan kelulusan
Indexing Scoupus bukan hal yang mudah bagi peneliti, dimana membutuhkan
waktu 4-6 bulan.
Adapun beberapa hal kualitas
riset yang berimpact tinggi dan referensi yang digunakan dari jurnal indexing
internasional serta tata penulisan bahasa Inggris yang benar, kekeliruan dalam
beberapa hal ini sering mengagalkan publikasi pada jurnal indexing dunia.
Dan secara peringkat
nasional, UUI menduduki posisi 128 terbaik dari 4.500 Perguruan Tinggi (PT) di
seluruh Indonesia serta telah mengungguli beberapa universitas di pulau Jawa yaitu Universitas Teknologi
Yogjakarta dan Universitas Krida Wacana serta Universitas Pembangunan Nasional
Yogjakarta. Sedangkan Universitas Syiah Kuala secara nasional berada pada
peringkat 15 terbaik di Indonesia dengan jumlah publikasi 673 jurnal.
Publikasi Internasional
Indexing Scoupus secara nasional diduduki peringkat teratas oleh ITB dengan
jumlah publikasi 6048, kedua UI jumlah publikasi 4810, ketiga UGM jumlah
publikasi 3616, keempat adalah IPB jumlah publikasi 2288. Kelima ITS jumlah
publikasi 1775 dan peringkat keenam terbaik Indonesia diduduki oleh LIPI dengan
publikasi 1762.
Salah satu publikasi
internasional yang paling dikenal oleh para peneliti dunia adalah Scopus.
Dimiliki oleh Elsevier, salah satu penerbit utama dunia, Scopus adalah sebuah
pusat data terbesar di dunia yang mencakup puluhan juta literatur ilmiah yang
terbit sejak puluhan tahun yang lalu sampai saat ini.
Disamping itu, Scopus juga
memberikan data agregat untuk menunjukkan tingkat pengaruh suatu jurnal
(journal impact) atau institusi (institutional impact) dalam dunia publikasi
ilmiah berdasarkan hubungan sitasi dari dan ke artikel-artikel yang diterbitkan
oleh sebuah jurnal atau dipublikasikan oleh peneliti-peneliti dari suatu institusi.
Maka, pengguna Scopus dengan mudah mendapatkan informasi mengenai apa yang
sudah dipublikasikan oleh penerbit-penerbit atau lembaga-lembaga riset dari
seluruh dunia.
Berdasarkan informasi dari
Portal SCI Mago dalam pemeringkatan hasil publikasi internasional dari 239
negara di dunia, Indonesia masih menduduki peringkat 61 dengan jumlah publikasi
25.481 pada tahun 2015 masih jauh dari negara tetangga Asean Malaysia berada
pada peringkat ke-37 dengan jumlah publikasi karya ilmiah 125.084 dan Singapura
berada diperingkat ke-32 serta Thailand berada di peringkat ke-43.
Oleh karena itu, Kementerian
Riset dan Teknologi melalui surat edarannya menghimbau semua perguruan tinggi
di Indonesia untuk fokus pada penelitian dan publikasi internasional yang
merupakan salah satu bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi selain dari pada pengajaran
dan penelitian. Sehingga dapat meningkatkan peringkat Indonesia dalam publikasi
internasional dimata dunia.
Untuk mendukung jumlah
publikasi internasional, Kemenristek telah menerbitkan surat edaran kewajiban
publikasi internasional bagi calon lulusan doktoral di jurnal internasional
yang berindexing salah satunya Scoupus.
Sehingga diharapkan
kedepan peringkat Indonesia dalam publikasi internasional dapat meningkat dari
negara Asean lainnya. Sebab publikasi internasional juga berperan meningkatkan
harga diri suatu negara dalam bentuk diplomasi mutu pendidikan dan ilmu
pengetahuan, karena negara yang memiliki mutu pendidikan yang bagus cenderung
memiliki publikasi internasional yang tinggi.
Publikasi internasional
sudah semestinya menjadi perhatian semua peneliti dan perguruan tinggi di
Indonesia untuk mendapatkan rangking terbaik Indonesia dimata dunia
dibandingkan pemeringkatan lain seperti webomeric dan pemeringkatan yang tidak
berdampak mutu dan kualitas pendidikan serta tidak menjadi acuan Kementerian
Riset dan Teknologi.[Dw]