JAKARTA –
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dijadwalkan membaca puisi sekaligus memberi
sambutan pada Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia pada 12 Oktober 2016. Ini
bagian dari rangkaian acara puncak peringatan Hari Puisi Indonesia yang
diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 11-12 Oktober 2016.
Panitia Hari Puisi
Indonesia telah bertemu Staf Khusus Wakil Presiden Alwi Hamu, Selasa (16/8/2016), untuk menyampaikan maksud
tersebut. Pembaca puisi lain adalah menteri, duta besar, pemimpin daerah, tokoh
masyarakat dan penyair.
“Pak Alwi Hamu memberi
apresiasi terhadap acara ini dan akan membicarakannya dengan Pak JK,” kata
Ketua Panitia Hari Puisi Indonesia Asrizal Nur di Jakarta, Rabu (17/8/2016).
Menurut Asrizal, dalam
pertemuan yang dihadiri Ketua Yayasan Hari Puisi Indoneia Maman S Mahayana,
Sekretaris Panitia HPI Mustafa Ismail dan Bendahara HPI Ariany Isnamurti itu,
Alwi menyampaikan bahwa Jusuf Kalla juga suka puisi.
Alwi, dituturkan Asrizal,
mengisahkan bahwa dalam sebuah perjalanan ke Ambon pada 2004, Jusuf Kalla
tiba-tiba meminta kertas kepada Alwi.
“Tiba di tujuan, puisinya
sudah jadi,” ujarnya.
Kala itu, Jusuf Kalla,
yang merupakan motor sekaligus mediator perdamaian di Ambon, menggoreskan
harapan-harapannya tentang Ambon yang dilanda konflik.
Maman Mahayana menambahkan
bahwa dalam kesempatan itu panitia juga menyampaikan bahwa Indonesia perlu
memiliki Hari Puisi yang dirayakan secara nasional. Sebab, puisi tidak hanya
sebagai medium eksperesi, juga memuat nilai-nilai spirit dalam berbangsa dan
bernegara. Maman mencontohkan puisi-puisi yang bisa menggelorakan perjuangan
dan perlawanan rakyat pada masa penjajahan.
“Puisi itu mengusung
nilai-nilai dan bisa membangkitkan semangat,” ujar kritikus sastra dari Universitas
Indonesia ini.
Hari Puisi Indonesia
dideklarasikan di Pekanbaru, Riau, pada 22 November 2012. Deklarasi itu
dihadiri oleh sekitar 40 penyair yang mewakili berbagai provinsi di Indonesia.
Selanjutnya, tiap daerah memperingati sendiri-sendiri hari puisi tiap 26 Juli,
yang merupakan hari kelahiran Penyair Chairil Anwar.
“Selama ini di sejumlah
daerah penyair memperingatinya dengan cara masing-masing,” tutur Mustafa
Ismail.
Selain baca puisi, puncak
Hari Puisi Indonesia akan diisi pidato kebudayaan oleh sastrawan Ajip Rosidi,
diskusi, panggung apriesiasi dan Sayembara Buku Puisi berhadiah total Rp 100
juta. Penyair dapat mengirim buku puisinya yang terbit pada 25 September 2015
hingga kini sebanyak lima eksemplar ke Sekretariat Panitia Hari Puisi Indonesia
di PDS H.B. Jassin, Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat 10330.
Buku puisi harus memiliki
ISBN (disertai tanda terdaftar ISBN)
dan diterima paling lambat 30
September 2016. Dewan juri (Maman S Mahayana, Sutardji Calzoum Bahri dan Abdul
Hadi WM) akan memilih buku puisi terbaik untuk mendapatkan hadiah Rp. 50 juta
dan lima buku puisi pilihan masing-masing Rp 10 juta.
“Buku-buku dari para
penyair terus berdatangan,” kata Ariany Isnamurti yang juga Kepala PDS H.B.
Jassin.
Salah seorang inisiator dan
deklarator Hari Puisi, Rida K. Liamsi, menambahkan pada malam puncak peringatan
Hari Puisi Indonesia akan diluncurkan dua buku antologi puisi. Pertama buku berisi puisi para penyair Indonesia yang
pernah dimuat di rubrik Hari Puisi di Harian Indopos. Kedua, buku yang
berisikan puisi-puisi penyair Indonesia yang khusus disiapkan untuk memeriahkan
perayaan Hari Puisi.
Para penyair yang ingin
berpartisipasi dalam buku itu masih ditunggu hingga 18 Agustus 2016. Puisinya
dapat dikirimkan ke email: rliamsipku@gmail.com. Menurut Rida, kini sudah
hampir 100 penyair yang mengirim puisi untuk buku berjudul “Matahari Cinta, Samudra
Kata-kata” itu.
“Sampai sore ini, 16
Agustus, sudah 951 halaman tebal buku antologi pusi HPI 2016,” tutur Rida di
Grup WA Ruang Sastra, sebuah forum berisikan lebih 100 sastrawan Indonesia.[Rls]