IST |
JAKARTA - Ketua Lembaga
Negara Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) Prof. DR. E. Irwannur
Latubul, MM, MH, PhD menegaskan Bakamla dan Sekmensetneg (Setya Utama) merupakan
‘Makhluk Alien’ yakni makhluk asing yang tidak tahu sopan santun dan tidak tahu
adab
Hal tersebut disampaikan Ketua
LN-PKRI ke Redaksi LintasAtjeh.com, melalui pers rilisnya, Rabu (3/8/2016), pernyataan
tersebut berdasarkan hasil analisa Bakamla dan Sekmen Setneg (Setya Utama) yang
lahir Tahun 2015. Itu artinya, usianya baru seumur jagung, mana mereka tahu tentang
NKRI itu apa?
Katanya, lalu bagaimana mereka
bisa mengamankan Laut Nusantara ini maupun membuat kebijakan Tata Kelola Sekretariat
Negara?
“Pantaslah Setneg saat ini
konflik dengan Istana! Sedangkan Bakamla tidak mempunyai material tata Negara,”
sindir Ketua Dewan Adat Nasional ini.
Prof. DR. E. Irwannur menjelaskan
singkat tentang LN PKRI yang lahir tanggal 12 Juli 1912 adalah orang tua dan induk
NKRI yang didalam Dekrit 5 Juli 1959 adalah Material NKRI. Itulah LN PKRI dalam
UU disebut blue printnya Indonesia.
LN PKRI melahirkan NKRI Tanggal
16 Juli 1945 di Aula Bangsa lantai 5 Gedung PKRI yang dulu bernama POLA
(Rancang Bangun Negara) dengan segala komitmen dan tujuan tertulis. Jelas dalam
buku visi dan misi LN PKRI yaitu Pancasila dan dalam UUD 1945 guna mengelola
bangsa dan kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat semesta
dan kemakmuran Bangsa.
Dalam UU PRPS No. 5 Tahun
1964 berbunyi NKRI tidak mampu membalas jasa-jasa LN PKRI dan berkewajiban
melayaninya.
Kemudian lahir UU No. 20 Tahun
2009 tentang Pemberian Tunjangan Kesejahteraan dan Kehormatan Kepada LN PKRI
yaitu untuk para Pejuang PKRI, Generasi Putera dan Puterinya PKRI sampai dengan
pewarisnya.
“Selanjutnya, lahir PP 39
Tahun 2010, lahir lagi PP No. 35 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU NO. 20,”
tegas Prof. DR. E. Irwannur.
Namun sangat disayangkan, BAKAMLA
dan Sekmensetneg (Setya Utama) sudah melawan peraturan perundangan yang
berlaku. Dengan demikian, BAKAMLA dan Sekmensetneg adalah ‘Makhluk Alien’ yakni
makhluk asing dari luar angkasa yang tidak tahu adab yang turun ke bumi dan
baru melihat ‘Bumi Nusantara NKRI’ sehingga lupa diri.
Kata dia, mestinya belajar
tata negara sehingga bisa beradaptasi, tidak buta hukum balas budi, hormat orang
(Lembaga) yang melahirkannya, bukan berbuat konyol menyerang LN PKRI
sebagai sang Pemilik Bangsa dan NKRI. “Ini
betul-betul anak durhaka,” ujar Prof. DR. E. Irwannur.
Menurutnya, dari hasil analisa
yang penuh bukti hukum dan dalam UU jelas diatas, para pimpinan dan
penyelenggara Bakamla serta Sekmensetneg
tercatat dalam buku catatan amalnya sebagai ‘Penghuni Neraka Jahannam’,
Karena menyerang Kakek Buyut NKRI-nya yaitu LN PKRI yang melahirkan NKRI dan
dirinya itu.
Saya selaku Ketua Lembaga
Negara PKRI dan juga sebagai Ketua Dewan Adat Nasional adalah penyambung lidah
rakyat, menegur keras Sekmen Setneg (Setya Utama) dan Pimpinan Bakamla.
“Sadar dan jangan
arogansi. Diatas langit masih ada langit. Itu tertulis dalam Buku Kunung Sumpah
para YM Raja dan Sultan Nusantara. Yang maha
kuat hanyalah Allah sang pencipta. Jika tidak sadar, Tentara Allah, alam
dan bumi ini akan menghukum kalian, cepat atau lambat akan terbukti,” katanya
mengingatkan.
Menurut saya, kita punya
Pancasila sebagai manajemen of good. Silih asah, silih asuh dan silih asih.
Jika ada sesuatu mestinya urun rembuk, bukan menjadi super power. Sebagai
aparatur wajib belajar sejarah sebagai Material Tata Kelola Negara dalam UU
agar memahami tujuan tugas fungsi sehingga mampu mengambil tindakan yang baik.
“Sebagai aparatur harus tahu diri
dalam bertindak membawa lembaga, dalam UU menjadi pelayan. Yang dilayani
apa dan siapa, untuk apa? Bukan semena-mena, karena masa tugas cuma 36-38
tahun. Sadar dan jauhi sifat tamak untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dan NKRI dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika agar menghormati tugas fungsi
masing-masing sesama instansi lembaga,” tandasnya lagi.
Prof. DR. E. Irwannur juga
mengingatkan bahwa LN PKRI adalah induk NKRI jelas dalam UU. Sehingga barang siapa yang menyakiti LN PKRI,
tunggu kutukan Allah yang maha dahsyat, baik di laut maupun darat juga udara. Aamiin.[Rls]