JAKARTA -
Sejumlah penyair terkemuka Indonesia seperti Sutardji Calzoum Bahri, D Zawawi
Imron, Asrizal Nur, Mustafa Ismail, Jimmy S Johansyah dan Bupati Purwakarta
Dedi Mulyadi akan tampil membaca puisi di Bale Citra Resmi, Jalan R.E
Martadinata, Purwakarta, Jawa Barat,
Rabu (24/8/2016) pukul 19.00 WIB.
Kegiatan itu dikemas dalam
Konser Puisi Purwakarta Aum Siliwangi yang disutradarai Asrizal Nur. ”Mereka
membacakam puisi mereka dengan gaya masing-masing,” kata Asrizal. Adapun
Asrizal sendiri khusus menyuguhkan pentas puisi multimedia. “Sebuah pertunjukan
kolaborasi dengan teater, tari, musik dan film,” ujar penyair yang dikenal
sebagai salah satu deklamator terbaik Indonesia itu.
Asrizal mengatakan bahwa
Konser Puisi Multimedia Aum Sliwangi itu berkolaborasi dengan grup tari dan
teater di Purwakarta serta Rumah Seni Asnur. Dalam konser itu ia akan tampil
selama 30 menit. Puisi yang akan ia
bacakan antara lain Matahari Hati, Rumah Kita, Tikus Api, Tamtam buku,
Percakapan Pohon dan Penebang. “Puncak adalah puisi yang sengaja diciptakan
baru berjudul Aum Sliwangi.”
Koreografi konser puisi
itu digarap Mega Agustina dan penataan teatrikal dilakukan oleh Hafash Giring
Angin. Acara ini diproduseri oleh Purwanto. Menurut Asrizal, dalam kesempatan
itu juga akan tampil sejumlah penyair Purwakarta seperti Agus Age Supriadi, Ayi
Kurnia Iskandar, Didi Garnadi, Igun Prabu, Dian Harun, Melati Purwakarta,
Ridwan Ch Madris, dan Rudi Aliruda.
Acara ini, Asrizal Nur
menambahkan lagi, adalah bagian dari
hari jadi ke ke-48 Kabupaten Purwakarta. Masih dalam rangkaian itu, Pemkab
Purwakarta mengadakan Karnaval Sampurasun World Ethnic Festival 2016. Rangkaian
acara Karnaval diadakan selama sebulan, dimulai pada 20 Juli hingga 27 Agustus
2016.
Salah satu penyair yang
dijadwalkan tampil, Mustafa Ismail, memberi apresiasi tinggi terhadap kegiatan
ini. Tak banyak daerah yang memberi tempat terhormat terhadap puisi, apalagi
sampai mengundang penyair nasional untuk baca puisi. “Saya kira kegiatan semacam
ini bisa menjadi model bagi daerah lain tentang bagaimana mengapresiasi dan
menghargai sastra dan kebudayaan,” ujar penyair asal Aceh yang bermukim di
Jakarta itu.[Rls]