ACEH
BESAR - Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
Aceh Besar, H.Khalik Wardana, menilai Pemerintah Aceh dan Pemerintah Daerah
Aceh Besar belum sepenuhnya perhatian terhadap aset gedung dunia pendidikan
yang sesungguhnya menjadi skala prioritas utama untuk diperhatikan.
Hal ini dibuktikan dengan sikap Pemerintah yang terkesan lalai, bahkan tidak tanggap terhadap fasilitas pendidikan yang dibiarkan terbengkalai tanpa ada perhatian sedikitpun.
“Saya melihat aset rehab rekon pasca tsunami yang di bangun Islamic Development Bank (IDB) di Desa Lamgeureheu Kecamatan Lhoong, Aceh Besar sudah 4 tahun terbengkalai dan jadi kandang sapi,” katanya.
“Dengan
kondisi sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan digunakan kembali. Apa
namanya, lalai atau tidak ada perhatian," imbuh Khalik Wardana, Senin
(29/8/2016) kepada LintasAtjeh.com.
Dengan kondisi bangunan ini kata mantan sekeretaris PMI cabang Aceh Besar, ada ketidak seriusan Pemerintah dalam menghargai bantuan donasi dari masyarakat luar Negeri yang diberikan secara ikhlas kepada masyarakat Aceh.
“Padahal dulunya
bangunan ini dirasakan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM, yakni salah
satunya memperhatikan sarana pendidikan, namun dirasa akhir-akhir ini tidak ada
lagi perhatian," jelasnya.
"Kita khawatir perhatian untuk itu makin jauh. Contohnya saja, banyak bangunan sarana pendidikan justru terlantar dan malah dijadikan kandang sapi," cetus Khalik.
Dengan melihat kondisi ini, kita merasa sangat prihatin kerena bangunan megah senilai 50 milyar yang berdiri diarea seluas 4 hektar tersebut tidak dimanfaatkan. Seharus Pemerintah Aceh dapat menyikapi masalah ini.