ACEH
TAMIANG - Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR)
DPW Aceh Tamiang menyatakan sikap 'menolak keras' terhadap rencana Pemerintah
Aceh yang akan menggunakan dana pinjaman luar negeri dari German Development
Bank (KFW) mencapai Rp 1,6 triliun sampai Rp 1,9 triliun untuk membangun lima
unit rumah sakit regional dan optimalisasi 11 unit rumah sakit daerah, serta 3
unit rumah sakit provinsi.
"Pinjaman tersebut
hanya akan membebani rakyat karena harus dibayar selama tiga sampai lima tahun
ke depan. Dan dikhawatirkan, apabila memakai uang pinjaman itu, maka Pemerintah
Aceh akan didikte dalam pemanfaatannya, sehingga ujung-ujungnya nanti, pinjaman
itu akan kembali mengalir ke negara asalnya," demikian pernyataan Ketua
Dewan Pimpinan Wilayah Pusat Analisis Kajian dan Advokasi rakyat (DPW PAKAR)
Aceh Tamiang, Bambang Herman, SH, kepada LintasAtjeh.com, Rabu (31/8/2016).
Bambang Herman juga
menegaskan bahwa PAKAR Aceh Tamiang turut mengecam pihak Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh (DPRA) yang terkesan bersikap plin-plan dalam hal pengambilan
keputusan terkait usulan pembangunan sejumlah rumah sakit dengan menggunakan
peminjaman luar negeri yang jelas-jelas akan membebani Anggaran Pendapatan
Belanja Aceh (APBA).
Dia menambahkan,
sebelumnya Pimpinan DPRA telah menolak usulan pembangunan sejumlah rumah sakit
dengan menggunakan pinjaman hutang luar negeri karena diyakini bahwa Pemerintah
Aceh tidak akan mampu untuk membayar hutang tersebut, walau secara bertahap.
Belum lagi jika periode kedepan terjadi pergantian gubernur baru.
Namun setelah munculnya
penolakan dari Pimpinan DPRA, kata Herman, beberapa hari kemudian DPR Aceh
mulai bertingkah 'aneh' dan menyampaikan bahwa akan melakukan pertimbangan
terhadap usulan Pemerintah Aceh yang melakukan pinjaman uang tersebut dengan
alasan, diantaranya adanya upaya penurunan persentase suku bunga yang pada
awalnya berjumlah 2,9 persen, menjadi 2,3 persen.
Lanjutnya, selang beberapa
hari kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melalui Pimpinan, Fraksi dan Komisi dengan
secara gamblang menyampaikan bahwa mereka menerima usulan peminjaman hutang
dari Bank Jerman (KfW) senilai 1,9 Triliun untuk pembangunan tiga Rumah Sakit
Regional di Aceh.
Menurut Herman, ambisi
Pemerintah Aceh yang akan membangun sejumlah rumah sakit dengan menggunakan
dana pinjaman luar negeri 'belasan triliun rupiah' terkesan sengaja dipaksakan
untuk digolkan oleh pihak DPRA dan beban hutang tersebut akan ditanggung
penderitaannya oleh seluruh rakyat Aceh.
"Masyarakat Aceh
harus cerdas dan dapat membaca tentang kenapa serta apa sebabnya ambisi
Pemerintah Aceh yang ingin membuat rakyat menderita dengan cara melakukan
pinjaman hutang luar negeri dapat diamini oleh DPRA?” pungkas Ketua PAKAR DPW
Aceh Tamiang, Bambang Herman, SH.[zf]