IST |
MAKASSAR –
Dasrul, guru SMK Negeri 2 Makassar yang dikeroyok oleh murid bersama
orangtuanya, harus dirawat lebih dari tiga hari.
Dengan demikian, kata
Kapolda Sulsel, Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan, kasus tersebut masuk
kategori penganiayaan berat.
Untuk diketahui, kemarin
merupakan hari ketiga Dasrul menjalani perawatan medis dan masih harus dirawat
di RS Bhayangkara.
“Saya prihatin karena
moral anak-anak kita semakin merosot. Kita sudah lupa budaya beretika,
bagaimana menghormati guru, menghargai orang lain. Kita masih mendapati orang
menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan. Namun, saat ini yang terpenting
adalah introspeksi diri dan jangan saling menyalahkan,” katanya Kapolda.
Itu disampaikan Anton usai
dialog terbuka dengan tema "Perspektif Hukum dan Budaya dalam Kasus
Pemukulan Guru".Dialog tersebut berlangsung di ruang Lobi Mapolda Sulsel,
Jumat pagi, 12 Agustus.
Selain Kapolda pembicara
lainnya dalam dialog tersebut juga dari budayawan Sulsel, Alwi Rachman, Kepala
SMK Negeri 2 Makassar, Khaidir Madjah, dan Ketua PGRI Sulsel, Prof Wasir Talib.
Anton berharap, insiden
pemukulan yang terjadi di lingkungan sekolah SMK Negeri 2 Makassar, menjadi
cerminan dan pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang.
“Upaya meminimalisir
kekerasan di lingkungan sekolah adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya
polisi, guru, namun kita semua,” kata Anton.
Sementara itu, Kapolsek Tamalate, Kompol Azis Yunus,
mengatakan, Dasrul masih sebagai saksi korban. Mengenai tamparan yang
dilayangkan Dasrul ke MA, itu sebut Azis, hanyalah spontanitas atas kata-kata
kasar siswanya itu.
Sementara itu Kepala
sekolah SMK Negeri 2 Makassar Khaidir Madjah berharap agar hukuman pelaku bukan
hanya pasal 170. Namun, juga perlu diberikan pasal berlapis. Itu agar memberi
efek jera bagi pelaku.
"Kita juga berharap
ini kejadian pertama dan terakhir yang terjadi di Makassar. Persoalan ini harus
tuntas secara hukum," imbuhnya.
Dukungan terhadap Dasrul
pun terus dilakukan, guru dan siswa SMK Negeri 2 Makassar bersama Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulsel.
Usai mendatangi Mapolda
Sulsel, bersama Kapolda mereka menjenguk guru tersebut di RS Bhayangkara,
kemarin.[JPNN]