ACEH
UTARA - Masyarakat Desa Cot Trueng Kecamatan Seunuddon Aceh
Utara, sampai saat ini belum dapat merasakan aliran air bersih dari PDAM Tirta
Mon Pase Aceh Utara kendati pihak pemerintah sudah memasang pipa distribusi di
wilayah itu sejak 2 tahun lalu. Ironisnya air bersih tak kunjung ada untuk
masyakarat di lima desa di Kemukiman Kuta Piadah.
Kepala Desa Coet Trueng,
Murhaban menjelaskan selama ini warganya masih mengandalkan air dari sumur bor
di kecamatan Baktiya, dan jarak yang ditempuh masyarakat untuk mengambil air
kebutuhan, berjarak sekitar 2 kilometer. Bahkan, ada warganya yang masih menggunakan
depot air minum untuk diminum.
“Hampir semua warga desa
kami ini masih pakai sumur bor untuk
mencuci baju, memasak dan untuk memandi. Sedangkan untuk minum masyarakat kami
hanya membeli air dari depot pengisian ulang. Adapun pipa PDAM sudah dipasang 2
tahun lalu, tapi sampai sekarang masyarakat di pemukiman Kuta Piadah belum
merasakan bagaimana enaknya air minum dari perusahaan pemerintah,” ujarnya kepada
LintasAtjeh.com, Jum'at (12/8/2016).
Meskipun beberapa warga
yang membeli Air dari depot air isi ulang, namun adapula sebagian yang masih
mengandalkan air dari menampung air hujan dan sumur bor.
“Ada yang pakai sumur bor
tapi air nyan berwarna emas, enggak cocok dipakai, untuk cuci baju pun enggak
bisa kita pakai kalau mengandalkan air sumur,” paparnya.
Sambung Geusyik Murhaban,
sebagian warga yang tidak mampu membeli air di depot isi ulang, terpaksa harus
memasak air sumur bor yang diambil di Desa Matang Raya Barat dan air hujan
untuk diminum.
Lanjut dia, beberapa
warganya ada yang sudah mencoba mendaftar ke PDAM untuk menjadi pelanggan, namun
sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari petugas dari PDAM milik Pemerintah
Aceh Utara.
“Ada yang sudah daftar ke
PDAM Tirta Mon Pasee, tapi masih air tak ada didalam pipa PDAM untuk di ambil.
Sementara kami disini sudah terbiasa dengan membeli air atau dengan sumur bor,”
jelas Geusyik Murhaban.
Selain Desa Coet Trueng,
masyarakat di empat desa juga merasakan hal yang sama. Seperti Desa Alue Capli sebagian,
Desa Matang Panyang, Desa Matang Jeulikat dan Desa Cot Patisah.
"Harapan kita
masyarakat di pemukiman Kuta Piadah, agar pihak PDAM milik pemerintah segera
mungkin untuk mengaliri air ke pemukiman Kuta Piadah. Karena pemukiman kami
mulai dari tahun 1990-an sudah meminta air tapi sampai sekarang belum juga ada
air yang mengaliri ke pipa yang sudah dipasang" harap Geusyik Murhaban.
Apabila pihak PDAM juga beralasan
bahwa tidak cukup air untuk mengaliri ke pemukiman Kuta Piadah, pihak
masyarakat hanya meminta tiga hari saja untuk masyarakat disini dan apabila pihak PDAM bersedia mengaliri air
3 hari saja maka pihak kami akan berupaya membuat tampugan air untuk memenuhi
kehidupan masyarakat.[Red/Khaini]